Arrigo Sacchi Bandingkan Gaya Bermain AC Milan dan Juventus

Arrigo Sacchi menilai AC Milan dan Inter belum memiliki gaya

oleh Achmad Yani Yustiawan diperbarui 07 Feb 2019, 11:45 WIB
Penyerang muda AC Milan, Cutrone saat melakukan duel udara dengan Chiellini pada lanjutan laga serie a yang berlangsung di stadion San Siro, Milan (12/11). AC Milan kalah 0-2. (AFP/Marco Bertorello)

Liputan6.com, Jakarta Pelatih legendaris AC Milan dan Timnas Italia, Arrigo Sacchi, mengomentari penampilan tim-tim yang berlaga di Serie A. Saccho juga sempat memberikan pandangan soal Timnas Italia.

Sacchi mengatakan AC Milan dan Inter belum memiliki identitas. Sedangkan pendekatan Juventus tidak terlalu optimistis.

Bianconeri menang sudah lama menjadi incaran kritikan Sacchi. Di sisi lain ia memuji Napoli saat dilatih Maurizio Sarri.

"Saya mungkin mengubah cara sepakbola dimainkan di dunia, tetapi tidak di Italia," kata Sacchi kepada Radio 2.

“Di Italia, ada penolakan budaya untuk berubah. Biar saya jelaskan, ada sepakbola yang lebih baik dimainkan di Serie A sekarang dibandingkan dengan banyak era lainnya, sementara beberapa tim bermain sepak bola optimis, sedangkan yang lain selalu memilih jalur kehati-hatian.


Gaya Permainan

Arrigo Sacchi terjun ke sepak bola senior tahun 1964 di klub Fusignano CF dan Bellaria, minim prestasi Sacchi pindah jadi pelatih Parma tahun 1985 dan sukses mengantar Timnas Italia menjadi Runer up Piala Dunia 1994. (AFP/ Javier Soriano)

Sacchi mengaku suka tim yang mencoba untuk menang dan pantas mendapatkan kemenangan, dengan memberikan respon emosional kepada para penggemar.

"Atalanta memiliki gaya mereka sendiri dan itu adalah salah satu dari beberapa hal yang perlu diandalkan. AC Milan dan Inter belum memiliki gaya mereka, sementara Napoli memiliki satu gaya di bawah Sarri dan yang lain dengan Carlo Ancelotti," ujarnya.

 


Tak Optimistis

Cristiano Ronaldo. (AFP/Marco Bertorello)

“Juventus adalah tim yang hebat, tetapi mereka memainkan sepakbola Italia dan itu tidak terlalu optimis. Mereka melakukannya dengan sangat baik, tentu saja. Saya mencintai Italia dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk memberikan pendekatan kepada sepakbola yang defensif."

"AS Roma memiliki Pelatih yang fantastis di Eusebio Di Francesco, tetapi Roma adalah kota yang sulit untuk bekerja."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya