Liputan6.com, Abu Dhabi - Ada pemandangan unik saat kunjungan Paus Fransiskus ke Abu Dhabi. Seorang anak perempuan tiba-tiba saja berlari menembus barikade dan petugas keamanan lalu menuju kendaraan yang ditumpangi pemimpin umat Katolik dunia tersebut.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (7/1/2019), Paus Fransiskus kemudian memberkati gadis kecil Kolombia itu dalam insiden yang terjadi pada Senin 4 Februari sore. Tak lama sebelum Paus dijadwalkan untuk misa untuk 170.000 orang di Stadion Zayed Sports City.
Advertisement
Malamnya, ketika Paus Fransiskus naik pesawat untuk terbang kembali ke Vatikan, ia memuji keberanian bocah yang diketahui bernama Gabriela.
"Anak ini punya masa depan bagus!" Paus memberi tahu wartawan selama penerbangan.
"Aku suka itu. Anda harus berani melakukan itu."
Meskipun diseret kembali oleh keamanan di acara tersebut, Paus dengan cepat memberi isyarat agar pengemudi kendaraan yang ditumpanginya berhenti sehingga dia bisa berbicara dengan gadis itu.
Salah satu penjaga kemudian mengangkat bocah itu agar Paus Fransiskus bisa memberkatinya.
The Gulf News melaporkan bahwa ibu bocah itu, yang tinggal bersamanya di kota Dubai yang berdekatan, mengatakan bahwa Gabriela ingin Paus Fransikus membaca kartu yang telah diberikan kepadanya.
Paus berusia 82 tahun itu memimpin kebaktian di sebuah tempat olahraga pagi ini di mana kerumunan besar mengibarkan bendera dan spanduk Vatikan dan sebuah altar dengan salib besar didirikan untuk Misa.
Ibadah itu adalah pusat kunjungan kepausan pertama ke Semenanjung Arab, tempat kelahiran Islam, di negara di mana ibadah umat Kristiani ini biasanya hanya diperbolehkan di dalam gereja.
Berikut ini detik-detik saat bocah tersebut menerobos barikade keamanan untuk bertemu Paus Fransiskus:
Pertama dalam Sejarah, Paus Fransiskus Kunjungi Semenanjung Arab
Paus Fransiskus mendarat di Uni Emirat Arab pada Minggu 3 Februari 2019 menjelang tengah malam waktu setempat.
Kunjungan ini dinilai bersejarah, karena untuk pertama kalinya seorang Paus Katolik berada di semenanjung Arab.
Dikutip dari BBC pada Senin 4 Februari 2019, Paus Fransiskus mendarat di Abu Dhabi, dan langsung disambut oleh Putra Mahkota Sheikh Mohammed bin Zayed al-Nahyan. Ia kemudian mengambil bagian dalam konferensi antaragama, dan pada hari Selasa mengadakan Misa di mana sekitar 120.000 orang diperkirakan hadir.
Beberapa waktu sebelum datang berkunjung, Paus Fransiskus menyatakan keprihatinan tentang perang di Yaman, di mana Uni Arab Emirat terlibat di dalamnya.
"Populasi (di Yaman) kelelahan akibat konflik yang panjang dan banyak anak-anak menderita kelaparan, tetapi tidak dapat mengakses depot makanan," kata Paus.
"Tangisan anak-anak ini dan orang tua mereka didengar oleh Tuhan," lanjutnya.
Tidak jelas apakah Paus Fransiskus berencana untuk mengangkat masalah ini di depan umum atau secara pribadi saat mengunjungi Uni Emirat Arab.
Pemerintah Abu Dhabi sendiri mengerahkan pasukan di Yaman, sebagai bagian dari koalisi yang dipimpin Arab Saudi.
Uni Emirat Arab (UEA) adalah rumah bagi hampir satu juta umat Katolik Roma, di mana sebagian besar berasal dari Filipina dan India. Lebih dari 85 persen populasi di sana adalah ekspatriat, dan sekitar satu juta umat Katolik tinggal di negara itu, atau sekitar 10 persen dari populasi.
UEA memiliki delapan gereja Katolik, sementara Oman, Kuwait dan Yaman masing-masing memiliki empat, Qatar dan Bahrain masing-masing memiliki satu. Sementara Arab Saudi yang sangat konservatif melarang semua tempat ibadah non-Muslim dibangun di sana.
Terkait kunjungan Paus Fransiskus di Abu Dhabi, orang-orang mengantre mendapatkan tiket masuk untuk misa pada hari Selasa. Seorang mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa kunjungan Paus Fransiskus "membuka pintu untuk percakapan tentang toleransi yang perlu didengar seluruh dunia".
Dalam sebuah pesan video pada Kamis 31 Januari, Paus mengatakan: "Iman kepada Tuhan menyatukan dan tidak memecah belah, itu membuat kita lebih dekat meskipun ada perbedaan, itu menjauhkan kita dari permusuhan dan kebencian."
Dia juga menyebut Uni Emirat Arab sebagai "tanah yang berusaha menjadi model koeksistensi, persaudaraan manusia, dan tempat pertemuan di antara beragam peradaban dan budaya".
Paus Fransiskus juga mengadakan pertemuan dengan Sheikh Ahmed al-Tayeb, imam besar masjid al-Azhar Kairo, yang merupakan institusi pendidikan tertinggi bagi muslim Sunni.
Di lain pihak, Vatikan berharap kunjungan Paus Fransiskus dapat melonggarkan pembatasan pembangunan gereja di wilayah Semenanjung Arab, di mana hal serupa juga menimpa penduduk non-muslim lainnya di sana.
Para pejabat Vatikan mengatakan mereka membutuhkan kehadiran Gereja yang lebih kuat di Uni Emirat Arab untuk melayani komunitas Katolik di sana.
Advertisement