Liputan6.com, Hanoi - Banyak warga Vietnam menyatakan kegembiraan mereka pada Rabu 6 Februari 2019, setelah mendengar negara mereka terpilih sebagai lokasi konferensi tingkat tinggi (KTT) kedua antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Penetapan negara Asia Tenggara berhaluan komunis itu diumumkan selama pidato kenegaraan Trump, Selasa lalu, demikian sebagaimana dikutip dari Channel News Asia pada Kamis (7/2/2019).
Pertemuan ini merupakan lanjutan dari jabat tangan bersejarah kedua pemimpin, termasuk deklarasi singkat tentang denuklirisasi, pada pertemuan tingkat tinggi pertama di Singapura, Juni tahun lalu.
Terpilihnya Vietnam membawa gengsi bagi mantan musuh AS itu, dan sekaligus menjadi penanda dukungan terhadap upaya membendung pengaruh Tiongkok yang makin kuat di Laut China Selatan.
Baca Juga
Advertisement
"Negara kami sekarang memiliki posisi baru dan dunia mempercayai kami," kata Pham Van Thau, seorang anggota partai komunis berusia 82 tahun.
"Pertemuan tingkat tinggi akan membantu dunia memahami lebih banyak tentang Vietnam," lanjutnya bangga.
Meski begitu, lokasi pasti pertemuan --yang akan diadakan pada 27 dan 28 Februari 2019-- belum diumumkan, meskipun ibu kota Hanoi dan kota resor pantai Da Nang disebut-sebut sebagai kandidat utamanya.
Nguyen Hong Nhung, seorang mahasiswa program studi magister, berharap pertemuan tersebut dapat memperluas industri pariwisata yang sedang berkembang di negaranya.
"Kami memiliki kesempatan ... untuk menunjukkan kepada semua orang bahwa Vietnam adalah negara yang indah, dan bahwa Vietnam ramah," katanya.
Di lain pihak, analis mengatakan perjalanan itu, yang akan menjadi pertama bagi Kim Jong-un ke Vietnam, dapat menawarkan kepada pemimpin Korea Utara model transformasi ekonomi pasca-perang, di bawah negara komunis dengan kecenderungan kapitalis.
Nhung setuju: "Saya pikir Korea Utara sekarang seperti Vietnam sebelum embargo AS dicabut, miskin dan terbatas secara ekonomi."
Simak video pilihan berikut:
Antusiasme Menjalar ke Media Sosial
Sementara itu di Facebook dan platform media sosial lainnya, para warganet setempat berseri-seri menyambut prospek pertemuan tingkat tinggi tersebut.
Para komentator di satu situs mengatakan, Kim Jong-un bahkan dapat mengambil inspirasi dari penyatuan kembali kubu utara dan selatan negara itu setelah perang.
"Mereka bertemu di Vietnam sehingga Kim dapat melihat bagaimana dua bagian negara akan terlihat setelah penyatuan kembali," komentar Gia Hoang di situs otofun.net.
Vietnam ingin menindaklanjuti penyelenggaraan KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) yang sukses pada 2017, dan Forum Ekonomi Dunia regional tahun lalu, untuk meningkatkan pengaruh diplomatiknya di panggung global.
Advertisement