Liputan6.com, Seoul - Pemerintah Korea Selatan, pada Kamis 7 Februari 2019, mengatakan bahwa mereka akan menggelontorkan 13,2 triliun won (berkisar Rp 163 triliun) di daerah perbatasan dengan Korea Utara untuk berbagai program pembangunan pada dekade berikutnya.
Uang tersebut --termasuk 5,4 triliun won dari pemerintah pusat, masing-masing 2,2 triliun won dari pemerintah daerah dan 5,6 triliun won dari sektor swasta-- akan digunakan untuk 225 proyek di wilayah perbatasan antar-Korea pada tahun 2030, demikian seperti dikutip dari The Strait Times, Kamis (7/2/2019).
Proyek-proyek itu bertujuan untuk membangun landasan bagi pertukaran dan kerja sama antar-Korea, meletakkan dasar bagi pembangunan regional yang seimbang, merangsang pariwisata perdamaian ekologis di daerah perbatasan dan memperluas infrastruktur sosial, menurut Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan.
"Investasi yang diperluas untuk dekade berikutnya mencerminkan perubahan situasi di dalam dan luar negeri, termasuk hubungan antar-Korea yang lebih baik dan kebutuhan untuk pembangunan regional yang seimbang," kata pihak Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan Korea Selatan.
Baca Juga
Advertisement
Kementerian melanjutkan, sekitar 5,1 triliun won dialokasikan untuk 21 proyek untuk membangun fondasi guna pertukaran dan kerja sama antar-Korea, termasuk pembangunan jalan dua jalur antara Pulau Yeongjong dan Pulau Shin di sepanjang pantai barat negara.
Mengenai pemulihan bagian Korea Selatan dari Garis Gyeongwon, rute kereta api antara Seoul dan kota pesisir timur Wonsan Korea Utara, sebuah pusat pertukaran budaya antar-Korea akan dibangun di Cheorwon, sebuah kota perbatasan Korea Selatan di Garis Gyeongwon.
Untuk mengembangkan daerah perbatasan secara seimbang, 3,4 triliun won akan dihabiskan untuk 54 proyek, termasuk penciptaan taman industri dan peningkatan kondisi untuk memulai bisnis.
Sekitar 3 triliun won diperuntukkan untuk merangsang pariwisata perdamaian ekologis di wilayah perbatasan, termasuk pembuatan rute wisata berjalan di dekat Zona Demiliterisasi (DMZ) yang telah membuat Semenanjung Korea terbagi sejak Perang Korea 1950-53 yang berakhir dengan gencatan senjata.
Sisa 1,7 triliun won dialokasikan untuk 42 proyek untuk memperbaiki kondisi domisiliasi, seperti perluasan pusat budaya, olahraga dan kesejahteraan, dan pembangunan jaringan pasokan gas minyak cair.
Korea Selatan dan Korea Utara juga telah sepakat untuk memodernisasi dan menghubungkan jalur kereta api dan jalan di sepanjang Semenanjung Korea bagian timur dan barat.
Kedua belah pihak mengadakan upacara peletakan batu pertama pada Desember 2018, tetapi pembangunannya belum diluncurkan karena sanksi internasional terhadap Pyongyang.
Pengembangan wilayah perbatasan sempat dibatasi pada beberapa tahun sebelumnya karena alasan keamanan militer dan memanasnya hubungan antar-Korea. Pembangunan memang dibatasi, namun tidak berhenti.
Selama delapan tahun terakhir, total 2,8 triliun won dihabiskan untuk mengembangkan proyek pariwisata, membangun kompleks industri dan memperluas infrastruktur transportasi.
Sementara itu, Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden AS Donald Trump sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak kedua mereka pada akhir Februari 2019 di Vietnam. KTT Kim-Trump pertama diadakan di Singapura pada Juni 2018.
Simak video pilihan berikut:
Donald Trump Umumkan Tanggal Pertemuan dengan Kim Jong-un Jilid 2
Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dalam pidato kenegaraannya, telah mengumumkan bahwa ia akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi kedua dengan pemimpin Korea Utara bulan ini.
Presiden mengatakan dalam pidato State of the Union di Kongres AS pada Selasa 5 Januari 2019 bahwa ia akan bertemu Kim Jong-un di Vietnam pada 27 - 28 Februari 2019, demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (6/2/2019).
"Jika saya tidak terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, kami saat ini, menurut pendapat saya, akan berada dalam perang besar dengan Korea Utara," lanjut Trump usai mengumumkan tanggal pertemuan dengan Kim.
"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tapi hubunganku dengan Kim Jong-un bagus."
Rencana untuk pertemuan tingkat tinggi kedua telah dilakukan sejak pembicaraan bersejarah kedua pemimpin tahun lalu di Singapura, 12 Juni 2018 --yang pertama antara presiden AS yang masih menjabat dengan pemimpin Korea Utara yang masih berkuasa.
Sementara Korea Utara belum melakukan uji coba rudal nuklir atau balistik sejak musim panas lalu, Pyongyang belum setuju untuk membongkar program senjata nuklirnya.
Advertisement