Tekan Impor BBM, Pemerintah Dorong Penggunaan MFO Pertamina

Selama ini kebutuhan MFO dalam negeri dipenuhi dari impor.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 07 Feb 2019, 20:51 WIB
Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) kedalam tangki kendaraan roda dua di SPBU, Jakarta, Sabtu (5/1/2019). PT Pertamina (Persero) akhirnya menurunkan harga BBM Pertamax Cs per- Sabtu (5/1) pukul 00;00 WIB. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mendorong konsumen Marine Fuel Oil (MFO) menggunakan produk PT Pertamina (Persero). Langkah ini untuk menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM).

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, pemerintah berusaha agar BBM jenis MFO yang diproduksi dari kilang minyak Pertamina, bisa diserap konsumen dalam negeri. Adapun konsumen MFO di dalam negeri adalah perusahaan tambang dan kapal.

"Pemerintah berusaha untuk produksi MFO Pertamina bisa dibeli oleh perusahaan tambang, kapal yang butuh MFO," kata Arcandra, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (7/2/2019).

Menurut Arcandra, dengan mendorong penggunaan MFO yang diproduksi Pertamina, maka akan mengurangi impor BBM. Sebab selama ini kebutuhan MFO dalam negeri dipenuhi dari impor.

"Mereka impor, untuk kurangi impor maka kita matching-kan dengan produksi Pertamina," tuturnya.

‎Dia pun pun memanggil PT Vale Indonesia Tbk ,salah satu pengguna BBM jenis MFO, untuk menyamakan produk MFO yang digunakan perusahaan tersebut.

"Matching antara produk MFO dari Pertamina dengan kebutuhan MFO dari beberapa company salah satunya Vale,"‎ tandasnya.

 


Pertamina Terapkan Digitalisasi SPBU, Penjualan BBM Lebih Terpantau

Mesin pengisian ulang bahan bakar minyak di salah satu SPBU, Jakarta, Selasa (15/3). Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) umum Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite Rp 200 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Pertamina (Persero) menerapkan digitalisasi pada penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan. Hal ini untuk memudahkan pencatatan BBM yang sudah dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Direktur Pemasaran Pertamina‎ Mas'ud Khamid mengatakan, penerapan digitalisasi pada penyaluran BBM dilakukan tahun ini, dengan mengandeng PT Telko Indonesia sebagai pemasok jaringan internet.

"Mulai tahun ini digitalisasi sewa ke Telkom. Telkom yang menyiapkan nanti kita bayar ke Telkom," kata Mas'ud, di Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Mas'ud mengungkapkan, perangkat digital akan dipasang pada keran penyaluran BBM ke kendaraan (nozzle), di SPBU. Dengan tujuan untuk memudahkan pencatatan penjualan BBM, sehingga data BBM yang terjual dapat lebih detail.

‎"Kita bisa tahu penjualan secara real time‎," imbuhnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya