Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan pembangunan 1 juta hektare (ha) jaringan irigasi baru dan rehabilitasi 3 juta hektare (ha) jaringan irigasi pada periode 2015-2019.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, program pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi merupakan salah satu program yang targetnya akan tercapai selain pemeliharaan jalan nasional, pembangunan jalan baru, jalan tol, waduk, kota baru, pelatihan konstruksi, dan sertifikasi konstruksi.
Baca Juga
Advertisement
"Dalam empat tahun atau pada 2015-2018, pemerintah telah membangun 860.015 ha jaringan irigasi baru. Pada 2019 ini ditargetkan tambahan jaringan irigasi seluas 139.410 ha," jelas dia dalam keterangan resmi, Jumat (8/2/2019).
Sebagai rincian, seluas 273.532 ha jaringan irigasi baru yang terbangun pada 2015. Bertambah menjadi 138.661 ha pada 2016, naik jadi 227.743 ha pada 2017, dan 220.079 ha pada 2018.
Salah satu jaringan irigasi baru yang diyakini dapat segera memberikan manfaat yakni pembangunan Bendung Kamijoro yang dikerjakan mulai 2016 dan rampung 2018. Bendung Kamijoro yang berada di aliran Kali Progo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta ini dikerjakan oleh Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Ditjen Sumber Daya Air.
Manfaat dari Bendung Kamijoro akan mengairi sawah seluas 2.370 ha di Kabupaten Bantul dan diharapkan meningkatkan intensitas tanam dari 205 persen menjadi 270 persen. Bangunan bendung juga menyediakan prasarana pengambilan air baku ke arah Kabupaten Kulon Progo sebesar 500 liter per detik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dilengkapi Taman
Bendung Kamijoro juga dilengkapi dengan taman sehingga menjadi ruang terbuka publik yang banyak dikunjungi wisatawan. Wisatawan yang datang dapat memanfaatkan taman yang ada untuk beragam aktivitas seperti bersantai, berolahraga dan swafoto.
Adapun konstruksi bendung ini dilakukan dengan kontrak tahun jamak 2016-2018 sebesar Rp 229 miliar oleh kontraktor PT Waskita Karya dan PT PP lewat Kerjasama Operasional (KSO). Sementara konsultan supervisinya adalah PT Yodya Karya dan PT Catur Bina dengan nilai kotrak Rp 7,8 miliar.
Selain membangun bendung, pekerjaan lainnya adalah rehabilitasi saluran sepanjang 9,6 Km, pekerjaan intake air baku, pembuatan rumah panel, dan penghijauan.
Advertisement