Awas, Minuman Manis Picu Masalah Jantung pada Anak

Terlalu sering memberikan makanan dan minuman manis pada anak membuatnya rentan obesitas. Hal ini membuat anak berisiko kena penyakit jantung.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Feb 2019, 10:00 WIB
Ilustrasi Foto Minuman Manis (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Membiarkan anak mengonsumsi makanan dan minuman manis ternyata membuat otak anak merekam kebiasaan itu. Lama-lama, hal ini akan menimbulkan ketagihan untuk terus mengonsumsi makanan dan minuman manis. 

"Energi dari minuman manis itu cepat masuk ke dalam darah sehingga menyebabkan anak menjadi hiperaktif, setelah itu anak akan lemas dan butuh asupan energi lagi. Akibatnya anak akan terus-terusan minum yang manis," kata pakar nutrisi Saptawati Bardasono dalam gerakan '1 Juta Iya Boleh' di Jakarta. 

Dalam mengontrol asupan gula pada anak, Saptawati menganjurkan untuk mematuhi aturan piramida makanan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI.

 "Kemenkes sudah mengatur dalam piramida makanan yang banyak gula, garam, dan minyak itu di atas (artinya amat sedikit), kalau aturan itu dipatuhi nantinya anak ini akan menabung untuk sehat. Namun, kalau piramida dibalik, kalau memberikan banyak gula dan banyak minyak sama saja kita akan menjadikan anak menjadi gampang sakit, " kata Saptawati. 

Konsumsi gula yang berlebihan membuat anak rentan kegemukan bahkan obesitas. Bila sejak usia anak saja sudah obesitas hal ini akan membuat tekanan darah, lingkar perut, dan gula darah naik saat usia remaja.

Jika hal tersebut terjadi, berarti dia sudah terkena sindrom metabolik yang akan mengakibatkan jantung dan pembuluh darahnya mengalami gangguan.

 "Sekarang banyak orang yang masih muda dirawat di bangsal penyakit jantung karena penyakit-penyakit tersebut karena orangtua banyak memberikan makanan dan minuman manis," kata wanita yang juga dosen Departemen Nutrisi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo Jakarta ini.

 

 

 


Batasi gula

Ilustrasi Foto Gula Pasir (iStockphoto)

Takaran untuk mengonsumsi gula yang ditambahkan di minuman maupun gula yang terkandung dalam makanan tidak boleh lebih dari 10 persen total kalori. Nah, rata-rata kita membutuhkan sekitar 2.000 kalori. Berarti masih boleh mengonsumsi makanan manis, baik yang ditambahkan atau terkandung dalam makanan sejumlah 200 kalori. 

"200 kalori itu kalau gula sama dengan 1 gram gula. Asupan 200 kalori itu sama dengan 1 sendok makan atau setara 3 sendoh teh ya, jadi sedikit banget. Nah, itu yang kita tambahkan, belum yang dari makanan makanan yang kita makan seperti cake, jelly, dan minuman minuman cepat saji," kata Saptawati. 

Untuk menekan asupan gula, Saptawati menyarankan saat jalan-jalan ke mal untuk tidak memilih makanan cepat saji biasanya. Bisa juga memilih makanan lain seperti soto ayam, gado-gado atau karedok untuk anak. (Penulis: Siti Nurhaifa)

 

 

Saksikan juga video menarik berikut

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya