Liputan6.com, Tokyo - Pesawat ruang angkasa Jepang, Hayabusa 2, akan kembali ke Bumi dengan sampel batuan pada 2020. Di tahun itu, penjelajahan di Asteroid Ryugu diperkirakan akan usai.
Sebagaimana diketahui, Hayabusa 2 telah mencapai Ryugu pada Juni 2018 lalu, setelah menempuh perjalanan selama tiga setengah tahun dari Bumi, dikutip dari BBC News, Jumat (8/2/2019).
Pada September 2018, Hayabusa 2 mengerahkan dua robot yang permukaan Ryugu. Robot itu kemudian memotret permukaan asteroid dan mengirimkan gambar serta data yang diperoleh.
Baca Juga
Advertisement
Sesampainya di asteroid, pejabat Jaxa memutuskan untuk menunda pendaratan pada Oktober 2018, dikarenakan ia menemukan permukaan asteroid yang lebih kasar daripada yang telah dianalisis sebelumnya.
Tim Hayabusa 2 akan turun menuju permukaan asteroid selebar satu kilometer pada 21 Februari 2019, dan akan mendarat pada 22 Februari 2019, pukul 08.00 waktu setempat. Untuk mengambil sampel batuan, para astronot akan dibantu dengan instrumen yang dikenal dengan sampler horn.
Proyektil dengan massa lima gram terbuat dari logam tantalum lalu akan ditembakkan ke permukaan dengan kecepatan 300 meter per detik.
Setelah menembakkan proyektil, para astronot akan bersiap untuk menangkap partikel hasil benturan, dengan menggunakan bagian sampler horn yang dirancang khusus.
Simak video berikut:
Hayabusa 2 Akan Turun ke Dalam Kawah
Hayabusa 2 juga direncanakan akan turun ke dalam kawah Ryugu sekitar April tahun ini, untuk mengumpulkan sampel material batu yang belum mengalami perubahan selama ribuan tahun.
Kawah itu akan dibuat oleh para astronot, dengan menembakkan bahan peledak yang akan memukul permukaan Ryugu. penembakan ini akan dilakukan pada Maret atau awal April 2018.
Ryugu sendiri adalah sebuah asteroid primitif, dan merupakan peninggalan yang tersisa dari awal pembentukan tata surya.
Pengumpulan sampel batuan tersebut akan memudahkan para ilmuwan untuk memelajari materi sehingga dapat menjelaskan asal usul dan evolusi planet kita secara lebih komprehensif.
Hayabusa 2 bukanlah misi pertama yang dikirim oleh Jepang. Pada 2003, Negeri Sakura juga mengirimkan pesawat ruang angkasa yang mencapai Asteroid Itokawa pada 2005.
Jepang tidak segan-segan mengeluarkan banyak uang untuk misi antariksanya. Salah satu dari sejumlah misi, disebut-sebut membutuhkan dana 30 miliar yen (sekira Rp 3,82 triliun).
Advertisement