Benarkah Beras Singkong Tak Mengandung Glukosa?

Memiliki sumber karbohidrat yang tinggi, singkong bisa diolah menjadi beras sebagai pengganti nasi putih.

oleh Putu Elmira diperbarui 08 Feb 2019, 14:00 WIB
Ilustrasi thiwul, beras singkong yang dikeringkan. (dok. Instagram @elokgalih/https://www.instagram.com/p/BE5B844FP0M/Esther Novita Inochi)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat vlog singkat saat mengunjungi lapak UMKM yang digelar di Benteng Van den Bosch di Ngawi, Jawa Timur, Jumat, 1 Februari 2019 lalu. Salah satu dagangan yang ia beli adalah beras singkong seharga Rp 75 ribu.

Dalam video singkat itu, Jokowi sempat menyebut beras singkong tak mengandung glukosa. Karena itu, beras itu baik untuk kesehatan. Apakah benar beras singkong tak mengandung glukosa?

Singkong menjadi salah satu sumber karbohidrat terbesar di Indonesia setelah padi dan jagung, dikutip dari jurnal Agroinovasi dari Badan Litbang Pertanian Indonesia, Jumat (8/2/2019). Karena itulah, singkong bisa diolah menjadi produk turunan seperti beras.

Dalam penelitian berjudul Evaluasi Kandungan Glukosa Dan Indeks Glikemik Beberapa Sumber Karbohidrat Dalam Upaya Penggalian Pangan Ber-Indeks Glikemik Rendah yang diterbitkan di Jurnal Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian Indonesia Vol. 3 No. 2 Desember 2016, diketahui bahwa singkong rebus mengandung glukosa sebesar 22,66 gram per 100 gram.

Kadar itu setara dengan beras merah, dan berada di bawah beras putih. Meski begitu, dengan kandungan glukosa tersebut, singkong masih terbilang memiliki Indeks Glikemik tinggi. Artinya, konsumsi singkong masih berisiko tinggi meningkatkan resistensi insulin pada penderita Diabetes Mellitus. Penelitian itu menyarankan agar pengidap diabetes mengonsumsi nasi sorgum atau nasi beras merah.

Meskipun singkong disebut sebagai sumber karbohidrat dan serat makanan, kandungan zat gizinya sangat kecil. Kandungan serat kasar, protein, dan lemaknya masing-masing hanya sebesar 2,5 persen, 1 persen, dan 0,5 persen.

Tidak hanya itu, singkong pun memiliki kandungan mikronutrien seperti vitamin dan mineral yang sedikit, terutama di bagian akarnya. Setiap 100 gram kandungan pada akar singkong memiliki 3,5 gram kalsium dan 4,5 gram vitamin C. Akar singkong memiliki kandungan zat besi, fosfor, kalium, mangan dan zinc, dikutip dari jurnal Comperhensive Reviews in Food Science and Safety.

 


Hasil Sampingan

Ilustrasi singkong goreng (dok. Pixabay.com/Putu Elmira)

Beras singkong adalah salah satu produk sampingan dari pengolahan dari tapioka, sehingga kandungan protein dan lemaknya menjadi lebih rendah. Rendahnya kandungan gizi tersebut membuat beras singkong harus dimakan pula dengan makanan yang lain untuk mengimbangi kandungan gizi tersebut.

Singkong sebagai makanan pokok memerlukan suplementasi kebutuhan zat gizi yang lebih banyak pada lauk-pauk, sayuran dan buah-buahan.

Dikutip dari jurnal ISTEK dari UIN SGD Bandung, masyarakat adat Desa Cirendeu di Cimahi, Jawa Barat masih mengonsumsi beras singkong karena kepercayaan adat mereka. Makanan yang mereka sebut rasi ini dengan berbagai lauk-pauk seperti tempe, tahu, ikan, sambal, aneka macam sayur dan kerupuk. Untuk kandungan vitaminnya, mereka secara umum mengonsumsi buah mangga, nangka, semangka dan jeruk. (Esther Novita Inochi)

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya