Riau Bakal Punya Pabrik Hilirisasi Batu Bara Pertama di Indonesia

Pabrik hilirisasi batu bara menjadi dymetyl ether (DME) tengah dicanangkan di kawasan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

oleh M Syukur diperbarui 08 Feb 2019, 23:00 WIB
Rancangan pabrik hilirisasi batu bara di Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau

Liputan6.com, Peranap Pabrik hilirisasi batu bara menjadi dymetyl ether (DME) tengah dicanangkan di kawasan Peranap, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Mulai dibangun tahun 2020 dan ditargetkan beroperasi pada 2022, pabrik energi alternatif ini diharap bisa menggantikan ketergantungan pada Liquified Petroleum Gas (LPG) yang hingga kini masih diimpor.

Menurut Direktur Utama PT Bukit Asam Arviyan Arifin, bekerjasama dengan PT Pertamina dan Air Product, kawasan Peranap ditargetkan memproduksi DME 1,4 juta per tahun. Sementara batu bara yang akan dikeruk dari perut bumi ditargetkan 10 juta ton per tahun.

Arviyan mengatakan, kerjasama ini sudah dirancang beberapa tahun belakangan dan sudah dilakukan beberapa kali perjanjian. Hal ini disebutnya sebagai bagian tranformasi PT Bukit Asam dari perusahaan tambang menjadi koorporasi energi.

"DME yang dihasilkan bisa memperbaiki cadangan devisa negara karena selama ini LPG diimpor, bayarnya pakai Dollar Amerika," kata Arviyan di Peranap, Riau, Kamis siang, (7/2/2019).

Dia menyatakan, gasifikasi batu bara menjadi DME baru pertama kali dilakukan di Indonesia, di mana Peranap mendapat kehormatan karena akan menjadi pabrik pertama di Indonesia. Segala infrastruktur dan tenaga sedang dipersiapkan, termasuk rancangan pabriknya nanti.

"DME sejenis dengan LPG. Harganya nanti lebih terjangkau sehingga bermanfaat sekali bagi masyarakat dan negara. Dari Peranap akan dimulainya," tegas Arviyan.

Atas pencanangan ini, Arviyan meminta dukungan penuh kepada pemerintah daerah setempat dan masyarakat sekitar. Beroperasinya pabrik bakal membawa efek karena nantinya akan ada program CSR serta lapangan kerja.

Sebagai langkah awal, PT Bukit Asam memberikan beasiswa bagi 9.000 pelajar, elektrifikasi, ambulan, pembangunan masjid, bagi-bagi undian berhadiah sepeda, televisi hingga sepeda motor.


Dimasukkan ke RTRW Industri

Produk DME yang disebut-sebut menggantikan peran LPG karena harganya lebih murah. (Liputan6.com/M Syukur)

Dalam perjanjian kerjasama ini, dibuat perusahaan patungan antara PT Bukit Asam, PT Pertamina dan Air Product. Melalui teknologi gasifikasi, batu bara akan diubah menjadi syngas yang akan diproses menjadi produk akhir.

PT Bukit Asam akan menyuplai batu bara dari area tambang Peranap ke perusahaan patungan untuk diolah menjadi produk akhir oleh Pertamina. Sementara itu, optimasi desain teknologi akan dilakukan Air Products and Chemicals Inc.

"Sedianya Menteri BUMN, Bu Rini Soemarno hadir di sini. Namun ada kegiatan mendadak bersama Presiden Joko Widodo. Namun intinya kegiatan ini didukung penuh," kata Arviyan.

Sementara Bupati Indragiri Hulu Khairizal menjelaskan, batu bara di Peranap masih muda. Hal itu bisa dilihat dari warnanya yang kecoklatan muda.

"Kapan tuanya kami juga tidak tahu, kalorinya masih terbatas," sebut Khairizal.

Kepada Pemerintah Provinsi Riau yang diwakili Sekretaris Daerah Ahmad Hijazi, Khairizal meminta kawasan Peranap dimasukkan ke RTRW sebagai lokasi industri.

"Kalau seandainya sudah masuk, alhamdulilah. Kalau belum dimasukkan," harap Khairizal.

"Kalau untuk masyarakat sangat mendukung sekali, dapat dilihat dari berbondong-bondongnya masyarakat datang ke pencanangan ini," tambah Khairizal.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya