Liputan6.com, Jakarta - Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 memang sudah berencana untuk membuat medali penghargaan dari logam yang ditemukan pada limbah elektronik.
Diharapkan, program tersebut dapat rampung pada 31 Maret 2019 dan desain untuk medali olimpiade dan paralimpiade akan terungkap musim panas ini.
Baca Juga
Advertisement
Dilansir dari The Verge pada Minggu (10/2/2019), panitia Olimpiade Tokyo 2020 mengharapkan dukungan yang besar dari masyarakat dan perusahaan di seluruh Jepang, serta dari atlet nasional maupun internasional. Sejauh ini, mereka telah mendaur ulang sekitar 47.488 limbah elektronik.
Angka tersebut termasuk lebih dari lima juta telepon bekas yang diserahkan di toko-toko NTT Docomo. Stasiun pengumpulan limbah juga ditempatkan di kantor pos dan fasilitas umum lainnya.
Target panitia untuk 2.700 kg perunggu telah terpenuhi sejak Juni 2018, sedangkan untuk emas sebesar 93,7 persen dari target 30.3 kg, adapun 85,4 persen dari target perak 4.100 kg telah terekstraksi pada Oktober 2018.
Masih Belum Terpenuhi
Jumlah emas dan perak yang ditargetkan memang belum sepenuhnya terpenuhi, tetapi komite mengatakan akan ada cukup bahan untuk memenuhi target tersebut.
Sampah elektronik telah menjadi perhatian utama bagi pecinta lingkungan. PBB menggambarkan e-waste sebagai salah satu aliran limbah yang tumbuh paling cepat di dunia.
Advertisement
Ratusan Ribu Ton Limbah Elektronik
Jepang sendiri menghasilkan sekitar 650.000 ton limbah elektronik setiap tahun. Meski begitu, kurang dari 100.000 ton limbah dikumpulkan untuk memproduksi elektronik baru.
Namun, banyak kota di Jepang gagal untuk memenuhi target pengumpulan yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jepang.
Harapannya bahwa prakarsa medali olimpiade ini, dapat mendorong lebih banyak daur ulang sampah elektronik.
(Surya Handika R/Jek)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: