Liputan6.com, Jakarta - Wall Street menguat pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Pendorong penguatan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini adalah adanya harapan AS dan China akan menuntaskan kesepakatan penyelesaian perang dagang.
Mengutip Reuters, Sabtu (16/2/2019), Dow Jones Industrial Average naik 443,86 poin atau 1,74 persen menjadi 25.883,25. Untuk S&P 500 naik 29,87 poin atau 1,09 persen menjadi 2.775,6. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 45,46 poin atau 0,61 persen menjadi 7.472,41.
Baca Juga
Advertisement
Dengan penguatan ini, Dow Jones dan Nasdaq membukukan kenaikan mingguan kedelapan berturut-turut di Wall Street.
Pembicaraan penyelesaian perang dagang akan dilanjutkan di Washington minggu depan. Kedua belah pihak baik AS maupun China sama-sama mengatakan telah terjadi kemajuan pembicaraan dalam menyelesaikan perselisihan perdagangan diantara kedua belah pihak.
"Ini mungkin hanya harapan palsu karena situasi perang tarif ini memerlukan pembicaraan yang sangat detail. Namun memang adanya kabar ini menjadi angin segar," jelas David Carter, chief investment officer Lenox Wealth Advisors, New York, AS.
"Tapi ingat, ini belum bearakhir, Wall Sreet masih bisa mengalami tekanan agi," tambah dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gerak Saham
Semua atau 11 sektor utama dalam S&P 500 mengakhiri sesi dengan berada di zona hijau.
Sektor keuangan yang sensitif terhadap suku bunga memimpin kenaikan S&P 500, bangkit kembali dari aksi jual pada Kamis karena hasil Treasury AS merayap naik kembali.
Saham PepsiCo naik 3,1 persen bahkan setelah perusahaan makanan ringan dan minuman ini memperkirakan penurunan mengejutkan dalam laba setahun penuh.
Nvidia Corp naik 1,8 persen setelah perkiraan perusahaan untuk tahun fiskal saat ini melampaui ekspektasi Wall Street.
Pembuat chip ini memberikan dorongan terbesar kedua terhadap indeks Philadelphia SE Semiconductor, yang naik 0,5 persen. Indeks telah melonjak hampir 18 persen sepanjang tahun ini.
Saham Amazon.com turun 0,9 persen setelah membatalkan rencananya untuk membuat kantor pusat New York.
Advertisement