Mahfud MD: Jati Diri Dunia Pers Terancam Karena Banyak Berita Hoaks

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengucapkan selamat Hari Pers Nasional (HPN) 2019.

oleh Reza Efendi diperbarui 09 Feb 2019, 20:56 WIB
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD usai mengisi buku tamu di gedung KPK, Jakarta, Kamis (13/9). Mahfud tiba sekitar pukul 09.55 WIB mengaku akan berdiskusi terkait kasus korupsi yang sudah merajalela di Tanah Air. (Merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Medan - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengucapkan selamat Hari Pers Nasional (HPN) 2019. Dia menyebut, Indonesia merdeka karena peran pers, selain itu, pers juga berperan dalam membangun kemajuan bangsa.

"Pers sangat berperan dalam kemerdekaan Republik Indonesia dari para jajahan Belanda," kata Mahfud saat menghadiri acara Sarasehan Kebangsaan di Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (9/2/2019).

Mahfud berpandangan, keberadaan pers saat ini terusik adanya media sosial dengan kondisi era digital. Media massa pun harus mampu mengimbangi hal tersebut.

"Contohnya, ada gugatan, media dicampurkan dengan media sosial yang tidak bertuan. Dunia pers terancam jati dirinya, karena banyaknya berita hoaks," sebut Mahfud.

Dia juga menuturkan, media konvensional saat ini terdesak dan harus pintar-pintar menjaga jati diri, dan berperan untuk tetap berbakti kepada bangsa serta negara.

"Oleh karena itu, semua wartawan sangat memberikan sumbangan kepada kemerdekaan Indonesia," Mahfud menandaskan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


HPN di Surabaya

Hari Pers Nasional (HPN) setiap tahunnya diperingati setiap tanggal 9 Februari. Tahun ini, puncak HPN diselenggarakan di Kota Surabaya, Provinsi Jawa Timur, dan dihadiri langsung Presiden Joko Widodo atau Jokowi. 

Presiden Jokowi mengucapkan selamat kepada insan media yang tetap dipercaya masyarakat sebagai penyampai informasi faktual dibanding media sosial.

Jokowi mengutip hasil penelitian Edelman Trust Barometer 2018 bahwa di tahun 2016, tingkat kepercayaan masyarakat kepada media konvensional sebesar 59 persen dibanding 45 persen media sosial. Lalu di 2017 58 persen dibanding 42 persen, dan 2018 sebesar 63 persen dibanding 40 persen.

"Semakin ke sini masyarakat semakin tidak percaya pada media sosial. Saya sangat bergembira, selamat kepada insan pers atas kepercayaan masyarakat yang terus meningkat," katanya dalam sambutan puncak peringatan Hari Pers Nasional 2019 di Grand City Surabaya, Sabtu (9/2/2019).

Presiden mengatakan, era digital yang diikuti perkembangan masif media sosial, membuat masyarakat disajikan berlimpahnya infromasi. Setiap orang bisa menjadi wartawan bahkan pemred. Kadang juga menebar kegaduhan, ketakutan dan rasa pesimisme.

"Di era seperti ini, justru media arus utama dibutuhkan sebagai rumah penjernih informasi, dibutuhkan untuk menyajikan informasi terverifikasi, dibutuhkan untuk menjalankan peran sebagai communication of hoax, dan dibutuhkan untuk bisa memberikan harapan-harapan besar untuk bangsa Indonesia," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya