Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada awal perdagangan pekan ini. Rupiah pun masih bertahan di posisi 13.965 per Dolar Amerika Serikat (AS).
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (11/2/2019), IHSG naik 2,03 poin atau 0,03 persen ke posisi 6.523,7. Penguatan IHSG berlanjut pada pukul 09.00 WIB, IHSG naik 5,5 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.527,2.
Indeks saham LQ45 stagnan di posisi 1.027,9. Sebagian besar indeks saham acuan berada di zona hijau. Sebanyak 131 saham menguat dan mampu mengangkat IHSG ke zona hijau. Selain itu 49 saham melemah dan 136 saham diam di tempat.
Baca Juga
Advertisement
Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.533,4 dan terendah 6.523,7.
Total frekuensi perdagangan mencapai 12.178 kali dengan volume perdagangan 442,4 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 189,9 miliar.
Investor asing jual saham Rp 11,38 miliar di total pasar. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.965.
Adapun sektor saham infrastruktur 0,53 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham perdagangan naik 0,44 persen dan sektor saham barang konsumsi naik 0,14 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham APEX sebesar 13,16 persen ke posisi 12,39 per saham, saham DWGL melonjak 10,64 persen ke posisi 104 per saham, dan saham LEAD menguat 72 persen ke posisi 7,46 per saham.
Sementara itu, saham INDX melemah 6,02 persen ke posisi 78 per saham, saham BALI susut 2,65 persen ke posisi 1.100 per saham.
Penutupan Perdagangan Sebelumnya
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah menjelang akhir pekan ini. Aksi jual investor asing menekan laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (8/2/2019), IHSG merosot 14,79 poin atau 0,23 persen ke posisi 6.521,66. Indeks saham LQ45 susut 0,50 persen ke posisi 1.027,89. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Sebanyak 229 saham melemah sehingga menekan IHSG. 187 saham menguat dan 125 saham diam di tempat.
Pada Jumat pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.526,86 dan terendah 6.498,96. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 428.791 kali dengan volume perdagangan 13,8 miliar saham.
Baca Juga
Nilai transaksi harian saham Rp 8,2 triliun. Investor asing jual saham Rp 178,43 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran 13.965.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham barang konsumsi naik 0,48 persen, sektor saham infrastruktur menanjak 0,38 persen.
Sementara itu, sektor saham industri dasar susut 1,73 persen, sektor saham tambang melemah 1,46 persen dan sektor saham aneka industri tergelincir 0,44 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham DSFI naik 34,62 persen ke posisi 140 per saham, saham ALDO menguat 24,82 persen ke posisi 880 per saham, dan saham DWGL naik 22,08 persen ke posisi 94 per saham.
Sementara itu, saham-saham yang melemah antara lain saham OCAP merosot 33,61 persen ke posisi 81 per saham, saham TGKA melemah 16,05 persen ke posisi 3.610 per saham, dan saham SRAJ terpangkas 9,26 persen ke posisi 196 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,16 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 1,2 persen, dan indeks saham Jepang Nikkei terpangkas 2,01 persen. Sedangkan indeks saham Thailand menguat 0,15 persen dan indeks saham Singapura mendaki 0,04 persen.
Analis PT Binaarta Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi minimnya sentimen positif dari dalam negeri. Ia menilai, data cadangan devisa turun menjadi USD 120,1 miliar pada Januari 2019 dari posisi USD 120,7 miliar direspons negatif oleh pelaku pasar.
"Para pelaku pasar global masih mencermati negosiasi perdagangan perdagangan bebas antara AS dengan Tiongkok yang masih belum menghasilkan kesepakatan yang komprehensif,” ujar dia.
Ia menambahkan, pelaku pasar juga fokus terhadap pengumuman neraca transaksi berjalan. Indonesia alami defisit neraca transaksi berjalan melebar menjadi USD 9,1 miliar atau 3,7 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Advertisement