Panda hingga Ping-Pong, Ini 4 Kisah Diplomasi Unik Sejumlah Negara

Diplomasi tak melulu terjadi di ruang sidang sebuah forum. Kadang, ada saja diplomasi yang terbilang unik.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 11 Feb 2019, 19:40 WIB
Seekor panda bermain dengan boneka babi di kandangnya menjelang Tahun Baru Imlek,di provinsi Sichuan, China, 31 Januari 2019. Sebelas anak panda yang lahir tahun 2018 diperlihatkan kepada publik untuk menyambut Imlek pada 5 Februari. (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Diplomasi adalah upaya negosiasi yang dilakukan seseorang (biasanya diplomat atau siapa saja) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi.

Kata diplomasi sendiri biasanya langsung terkait dengan diplomasi internasional yang biasanya mengurus berbagai hal seperti budaya, ekonomi, dan perdagangan.

Namun, diplomasi itu sendiri tak melulu terjadi di ruang sidang sebuah forum. Kadang, ada saja diplomasi yang terbilang unik melalui sejumlah media.

Mulai dari makanan hingga hewan. Seperti dikutip dari laman Listverse.com, Senin (11/2/2019) berikut 4 diplomasi unik yang dilakukan sejumlah negara:

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


1. Diplomasi Panda

Ilustrasi panda (pixabay.com)

China telah menggunakan panda untuk diplomasi sejak Dinasti Mao Zedong. Idenya adalah untuk meminjamkan panda kepada pemerintah asing dalam upaya untuk membina hubungan yang lebih dekat.

Mendapatkan panda dari China tidak berarti negara penerima adalah negara yang akan jadi sahabat selamanya. Ini hanya langkah pertama. Analis telah memperhatikan bahwa transaksi menguntungkan sering terjadi usai adanya pinjaman panda China.

Pada 2011, pemerintah Skotlandia menandatangani kontrak senilai 2,6 miliar Pound Sterling dengan China setelah menerima beberapa panda.

Negara-negara seperti Australia, Kanada, dan Prancis juga menjual uranium ke China setelah menerima panda.


2. Gastrodiplomacy

ilustrasi makanan korea/copyright unsplash/Filippo Faruffini

Gastrodiplomacy adalah penggunaan makanan untuk menjalin hubungan yang lebih bersahabat dengan negara lain.

Diplomasi ini banyak digunakan di Amerika Serikat, dan negara-negara seperti Korea Selatan dan Thailand yang melatih warganya untuk memasak hidangan nasional mereka sebelum mengirimnya ke AS.

Sekarang Anda tahu mengapa restoran Thailand dan Korea populer di AS. Hilary Clinton berusaha menciptakan gastrodiplomacy versi AS sementara dia menjadi menteri luar negeri kala itu.

Menariknya, gastrodiplomacy bukanlah hal baru. Ini telah digunakan sejak Roma kuno, ketika Romawi mengundang musuh-musuh mereka ke prasmanan.


3. Diplomasi Kapal Perang

Ilustrasi kapal perang Iran (AP)

Diplomasi kapal perang. Seringkali, istilah ini mengacu pada penggunaan kapal perang untuk mengintimidasi saingan yang lebih kecil sampai mereka menyetujui apa pun yang diinginkan negara yang mengerahkan kapal perang itu.

Istilah ini juga dapat digunakan untuk tampilan kekuatan militer yang lebih umum. Beberapa negara, termasuk AS, menggunakan diplomasi kapal perang pada abad ke-19 dan ke-20.

Presiden Theodore Roosevelt sering menggunakan kapal perang untuk mengintimidasi pemerintah negara-negara kecil seperti Haiti, Panama, Kolombia, dan Nikaragua.


4. Diplomasi Ping-Pong

Aksi petenis meja Indonesia, David Jacobs saat menghadapi wakil China Liao Han di cabang para tenis meja TT10 Asian Para Games 2018, Jakarta, Selasa (9/10). David menyumbang emas ketujuh untuk Indonesia. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Ping-pong adalah bentuk lain dari diplomasi yang unik bagi China. Bahkan itulah alasan China dan AS mulai berbicara satu sama lain.

Pada tahun 1949, pemerintah komunis China menutup negara itu dari Amerika Serikat.

Ini berubah pada tahun 1971, ketika tim ping-pong Tiongkok mengundang tim AS untuk melakukan tur ke Cihna setelah mereka bertemu di Kejuaraan Tenis Meja Dunia di Jepang.

Tim AS mengunjungi China setelah tawaran itu disetujui oleh Presiden Nixon. Setelah kunjungan itu, Presiden Nixon mengirim Sekretaris Negara Henry Kissinger ke China untuk merencanakan kunjungan kenegaraan.

Hal itu sukses. Nixon mengunjungi China pada Februari 1972.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya