Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua DPR Fadli Zon enggan meminta maaf atas puisinya berjudul 'Doa Yang Ditukar' yang dianggap menghina KH Maimun Zubair atau Mbah Moen. Alasannya, Fadli merasa tidak menyindir Mbah Moen.
"Saya kira, saya sudah jelaskan beberapa kali bahwa puisi itu ekspresi dan enggak ada hubungannya dengan Mbah Maimoen," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (11/2/2019).
Advertisement
Menurut dia, makna puisinya sudah sangat jelas di mana ia menyindir kaum penguasa. Karena itu, ia menegaskan puisinya tidak untuk menyidir Mbah Moen.
"Saya kira bagi mereka yang memahami, di situ jelas, sangat jelas, bahkan dalam puisi itu disebutkan kaum penguasa, Mbah Maimoen kan bukan penguasa," ungkapnya.
Maka dari itu ia meminta untuk tidak ada yang mempolitisir puisi buatannya. Fadli pun enggan meminta maaf atas puisinya itu.
"Jadi jangan dipolitisir, jangan digoreng maupun dipelintir, enggak ada sama sekali, saya mengenal Beliau adalah ulama yang baik, ulama yang humble, ulama yang arif," ucap Fadli.
"(Tidak akan minta maaf?) Ya untuk apa saya melakukan sesuatu yang tidak saya lakukan," tandas dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Disarankan Minta Maaf
Diketahui, puisi politikus Partai Gerindra Fadli Zon berjudul Doa yang Tertukar, terus menuai kontroversi. Sejumlah kalangan menilai puisi tersebut menghina KH Maimun Zubair alias Mbah Moen.
Ketua Dewan Pengarah Jaringan Kyai Santri Nasional (JKSN) Khofifah Indar Parawansa meminta Fadli Zon segera meminta maaf. Gubernur Jawa Timur terpilih itu menilai, puisi tersebut menyakiti para santri yang sangat menghormati Mbah Moen.
"Saya berharap bahwa Bang Fadli Zon berbesar hati untuk minta maaf. Itu akan sangat baik bagi Beliau untuk saat ini," ujar Khofifah seusai mengikuti 3 deklarasi 4.000 anggota JKSN Solo Raya di GOR Sritex Arena, Sriwedari, Solo, Sabtu (9/2/2019).
Reporter: Sania Mashabi
Advertisement