Kurang Pendampingan, UMKM RI yang Go Digital Masih Minim

Di tengah perkembangan era digitalisasi, UMKM Indonesia belum mampu memaksimalkan peluang untuk kembangkan usahanya.

oleh Septian Deny diperbarui 12 Feb 2019, 13:11 WIB
Pengrajin membuat sovenir papan seluncur di Bali, Senin (15/10). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution meminta pelaku usaha sektor pariwisata dapat memanfaatkan KUR dengan bunga 7%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) digadang-gadang menjadi tonggak ekonomi Indonesia.

Hanya saja, di tengah perkembangan era digitalisasi, UMKM Indonesia belum mampu memaksimalkan peluang dan potensi itu sebagai alat mengembangkan usahanya.

Pengamat Ekonomi Digital, Yudi Candra mengatakan, hingga akhir 2018  jumlah usaha mikro sebanyak 58,91 juta unit, usaha kecil 59.260 unit dan usaha besar 4.987unit. Namun begitu yang sudah go digital baru lima persen saja. Sisanya masih sangat konvensional dalam pengembangan usahanya. 

"Kalau di Amerika Serikat sudah 90 persen yang sudah go digital, Indonesia baru sekitar 5 persenan saja," ujar dia di Jakarta, Selasa (12/2/2019).

Dia menuturkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan UMKM Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan usaha yaitu permodalan, sumber daya manusia (SDM), dan kemampuan untuk menembus pasar. 

"Selain modal, UMKM kita terkendala masalah jaringan pasar. Itulah pentingnya UMKM melek media supaya mampu merambah pasar lebih luas," ungkap dia.

Hanya saja, di tengah hiruk pikuk kemudahan promosi yang bisa dilakukan di media berbasis online seperti media sosial (medsos), kurang bisa dimanfaatkan oleh pelaku UMKM. Ini karena minimnya pendampingan dari pemerintah akan pemahaman tentang digitalisasi, dan potensi media sosial sebagai sarana promosi.

"Yang sadar dan tahu melakukan promosi melalui medsos masih sangat minim. Masih sangat banyak sekali pelaku usaha yang belum membuat medsos, bahkan tidak sedikit pula yang sudah punya hanya saja tidak bisa mengoperasikan karena dibuatkan orang. Lantas bagaimana mereka bisa mempromosikan produknya kalau tidak punya akun atau tidak mengoperasikan medsos," ujar dia.

Untuk itu, pria yang juga menjabat sebagai CEO PT Duta Sukses Dunia ini berharap‎ pemerintah mulai memberikan perhatian secara serius terhadap UMKM nasional guna mendongkrak ekonomi nasional dan terlebih mampu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat luas.

"UMKM butuh perhatian lebih, bukan dibiarkan liar jalan sendiri-sendiri," kata dia.‎

 


Cara Instagram Dorong UMKM Go Online

Pengunjung melihat pakaian di Skybridge Tanah Abang, Jakarta, Jumat (4/1). Pemerintah menargetkan Penyaluran kredit usaha (KUR) untuk 2019 ditetapkan sebesar Rp 140 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Head of Emerging Business and SMBs Facebook dan Instagram South-East Asia, Ferdy Nandez, mengatakan bahwa pihaknya sangat mendukung program UKM Go Digital yang digalang Pemerintah.

Menurut dia, dukungan yang diberikan Instagram berupa edukasi dan pelatihan kepada calon pelaku usaha yang hendak go digital, maupun kepada pelaku yang sudah terlibat dalam bisnis digital dan hendak memperluas jaringan bisnis.

"Kami juga melakukan pelatihan, gratis tidak berbayar. Pelatihan tersebut kurang lebih sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh UMKM. Misalnya ada yang baru mau mulai kita berikan pelatihan yang dasar menggunakan fitur-fitur di Instagram. Ada juga kita berikan yang tingkat advance. Kita juga berikan training untuk fotografi," kata dia, saat ditemui, di Kawasan GBK, Jakarta, Kamis 8 November 2018.

"Ada juga pelatihan kepada ibu-ibu rumah tangga bagaimana caranya mencari job sampingan. Ini yang coba kita berdayakan karena mereka main Instagram setiap hari bagaimana bisa untuk bisnis juga," lanjut dia.

Selain itu, Instagram kerap bekerja sama dengan pemerintah, misalnya dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Koperasi untuk memberikan pelatihan di berbagai wilayah di Indonesia.

Diharapkan dengan kegiatan sejenis, makin banyak pelaku UMKM yang didorong untuk dapat memasarkan dan memperluas cakupan bisnis secara online.

"Kita kerja sama dengan Kominfo, Kementerian Koperasi untuk laju digital, kita pergi dari barat Indonesia sampai timur. Terakhir kita akan ada di Manokwari. Kita akan ada di 15 kota. Per hari kita akan ada 600 sampai 800 UKM yang datang," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya