Liputan6.com, Moskow - Pemerintah Rusia dikabarkan tengah mempertimbangkan menarik diri dari internet global untuk sementara waktu, sebagai bagian dari pengujian pertahanan sibernya.
Tes ini berarti bahwa arus data antar warga dan organisasi Rusia akan tetap beroperasi, namun tidak bisa mengakses secara internasional, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Selasa (12/2/2019).
Rancangan undang-undang (RUU) yang mengamanatkan operasional independen pada perubahan teknis terkait, telah diajukan ke parlemen Rusia pada tahun lalu.
Baca Juga
Advertisement
Tes tersebut diharapkan dapat digelar sebelum 1 April, namun belum ditetapkan kapan tanggal pasti pelaksanaannya.
RUU berjuluk Program Nasional Ekonomi Digital, mewajibkan penyedia layanan internet (ISP) Rusia untuk memastikan dapat beroperasi jika kekuatan asing berupaya mengisolasi secara online atau daring.
Sebelumnya, NATO dan sekutu telah mengancam sanksi kepada Rusia atas tuduhan serangan dunia maya dan campur tangan online lainnya, yang sering menyasar negara-negara Barat.
Langkah-langkah yang digariskan dalam RUU itu, termasuk pembangunan versi lokal dari sistem alamat internet (DNS), sehingga dapat beroperasi jika tautan ke server internasional tiba-tiba terputus.
Saat ini, 12 organisasi mengawasi akar server untuk DNS, dan semuanya tidak berlokasi di Rusia.
Namun banyak salinan dari buku alamat inti internet sudah ada di Rusia, di mana kini diklaim tetap berfungsi sistem internetnya, meskipun tindakan hukuman diambil untuk menyetopnya.
Simak video pilihan berikut;
Seperti Kebijakan Intervensi China
Tes terkait juga diharapkan melibatkan ISP, yang menunjukkan bahwa mereka dapat mengarahkan data ke titik-titik rute yang dikontrol pemerintah.
Fungsi ini akan menyaring lalu lintas sehingga data yang dikirim antar pengguna di Rusia mencapai tujuannya, tetapi semua yang ditujukan untuk server asing dibuang.
Pada akhirnya, pemerintah Rusia ingin semua lalu lintas internet domestik melewati titik-titik rute tersebut.
Banyak pengamat meyakini tes ini sebagai bagian dari upaya untuk membangun sistem sensor massal yang serupa milik pemerintah China, di mana secara teratur menghapus lalu lintas internet yang dianggap terlarang.
Organisasi berita Rusia melaporkan bahwa ISP nasional setempat mendukung tujuan RUU terkait, namun kemudian memicu pro dan kontra tentang bagaimana melakukannya.
Sebagian masyarakat meyakini bahwa tes itu akan menyebabkan "gangguan besar" pada lalu lintas internet Rusia, lapor situs web berita teknologi ZDNet.
Seakan tidak menanggapi, pemerintah Rusia menyediakan uang tunai bagi ISP untuk memodifikasi infrastruktur mereka, sehingga upaya pengalihan dapat diuji dengan benar.
Advertisement