Liputan6.com, Jakarta - Doa yang dilakukan oleh Pimpinan Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang Kiai Haji (KH) Maimun Zubair atau Mbah Moen, kepada Presiden Jokowi, sempat hangat dibicarakan. Pasalnya, muncul nama Prabowo dalam doa tersebut.
Anak kandung calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, Ahmad Syauqi atau akrab disapa Gus Syauqi, menilai perlu kecermatan dalam memaknai doa Mbah Moen.
Advertisement
"Bukan saya ahli, tapi karena saya tahu. Yang saya perhatikan di kata-kata itu, Mbah Moen sangat menekankan, yang maknanya disampaikan Mbah Moen, yakni; bapak Presiden ini, itu Presidennya Pak Prabowo. Tapi dimaknai, digoreng, dipanggang kelamaan, Ini Bapak Presiden adalah Pak Prabowo," kata Gus Syauqi di Jakarta, Selasa, 12 Februari 2019.
Dia menegaskan, ada pesan yang ingin disampaikan Mbah Moen lewat perkataan seperti itu.
"Kenapa harus kata-kata yang rumit? Kata itu yang digunakan. Mbah Moen ini ngetes. Ngetes, siapa sih orang yang suka bahan hoaks. Sambil menasehati kita, yang dengar telaah betul. Udah hoaks dinikmati, udah tahu racun, kok dinikmatin," ungkap Gus Syauqi.
Karenanya, menurut dia, dengan peristiwa ini, semua akan tahu siapa yang kerap membuat hoaks.
"Kita sekarang bisa tahu lah siapa yang bikin hoaks itu. Kira-kira begitu. Saya menangkapnya begitu," tukasnya.
Dia juga menyebut, jika salah, maka lebih kepada bahasa Arabnya, bukan atas namanya.
"Kalau mau salah, ke susunan bahasa Arabnya. Bukan nama yang salah. Itu 1.000 kali dibacakan Mbah Moen, akan tetap seperti itu. Karena memang susunannya begitu. Tapi karena Mbah Moen ini sering mengingatkan orang melalui doa. Itu luar biasanya beliau," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Balas dengan Puisi
Gus Syauqi pun membalas puisi Fadli Zon yang telah menyindir Mbah Moen.
"Karena ramai-ramai ini, jiwa seni saya keluar. Jadi saya mau ikut-ikutan," kata Gus Syauqi.
Berikut puisi yang disampaikan Gus Syauqi untuk membalas Fadli Zon:
Untukmu yang (telah) menghujat (doa)
Kutatap langit Mendung di pagi hari
Akankah sepanjang hari ini hari yang cerah
Siapa yang bisa tahu apa yang kan terjadi
Semua hanya ingin sesuai kehendak diri
Jangan kita lupa bahwa ada kehendak Ilahi
Kesombongan hanya akan merusak diri
Wahai penggalau doa
Wahai penggalau doa
Kau tuding doa direvisi semau galaumu
Doa siapa kau tak berani sebut
Koreksi doa kau pikir keahlianmu
Wahai penggalau doa
Salahpun tak bisa merasa
Menyandang pintarpun kau tak pantas
Kau hanyalah manusia penggalau doa
Saat doa berani kau hujat
Kau lupakan Yang Maha Penerima doa
Sombongpun kau seperti biasa
Bagaikan Dajjal dibelah dua
Advertisement