Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan, Nasyirul Falah Amru mengatakan, ia menanggapi secara serius berbagai bentuk manipulasi psikologis untuk elektoral yang dilakukan oleh tim calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno.
Ia berpendapat, penggambaran masyarakat yang begitu emosional ketika bertemu dengan Sandiaga Uno hanyalah sebuah sandiwara belaka untuk mendongkrak elektabilitas.
Advertisement
"Publik melihat bagaimana tangisan histeris Ibu-ibu ketika bertemu Sandiaga Uno, atraksi pria berlumpur di dada, kontras dengan punggung belakang yang begitu bersih mengkilap, tanpa noda. Terakhir, atraksi petani bawang gadungan yang ternyata mantan anggota KPU yang pro Gerindra,” ujar Nasyirul melalui sebuah pernyataan tertulis, Rabu (13/2/2019).
“Ini semakin melengkapi sinetron gadungan yang sebelumnya ditampilkan Tim Prabowo melalui aksi Ratna Sarumpaet. Begitu banyak drama kebohongan publik yang ditampilkan,” lanjutnya.
Menurutnya, praktek politik seperti ini tidak berkeadaban karena bertujuan untuk memanipulasi masyarakat. Nasyirul pun mengaku kecewa akan terjadinya hal tersebut.
Ia menilai, politik manipulatif seperti ini juga biasanya dilakukan oleh seseorang yang ketika kecil adalah sosok yang begitu dimanjakan.
“Tergantung pada pertolongan Sang Mama, dan kemanjaan yang menjadikan dirinya sebagai pribadi yang selalu meminta perhatian, untuk dimanjakan,” tukasnya.
Naysirul menjelaskan, politik adalah persoalan hati. Sehingga, sandiwara yang dilakukan Sandi, atau yang disebut Nasyirul “SandiwaraUno” bukanlah pendidikan politik yang baik.
Politik Jujur
Nasyriul menegaskan, dalam berpolitik, seseorang harus menggunakan cara-cara yang jujur, elegan, dan tidak memanipulasi. Sandiwara yang dilakukan Sandi pun dinilianya hanya menjatuhkan Paslon 01, Jokowo-Ma’ruf Amin.
"Untungkah Pak Jokowi dan KH Ma'ruf Amin memiliki benteng kepemimpinan nurani yang kuat, sehingga seluruh kepalsuan tersebut terbongkar," dia menandaskan.
Sementara itu, Ibunda Sandiaga, Mien Uno mengaku jengkel dengan istilah 'Sandiwara Uno' yang dialamatkan kepada putranya. Mien merasa sakit hati dengan fitnah yang dilayangkan kepada Sandiaga.
"Jadi kalau ada yang mengatakan 'Sandiwara Uno' itu adalah sesuatu yang mungkin dia (Sandi) tidak apa-apa, tapi yang sakit hati itu ibunya," ungkap Mien Uno dalam sebuah diskusi di Prabowo-Sandi Media Center, Jalan Sriwijaya I No 35, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin 11 Februari 2019.
Perempuan berusia 78 tahun tersebut meminta kepada pihak-pihak yang masih memfitnah Sandiuntuk menyampaikan permohonan maaf. Mien mengaku sedih melihat anaknya terus diserang fitnah dan berita bohong.
"Jadi sekarang kalau ada orang yang mengatakan itu Sandiwara Uno dia harus minta maaf kepada ibunya yang melahirkan dan mendidik mas Sandi dengan segenap tenaga untuk menjadi orang yang baik. Siapa yang mau berhadapan dengan saya sebagai ibunya?. Saya sedih banget sebagai orangtua yang melihat keadaan yang terus menerus dipertentangkan yang sebetulnya itu adalah hal yang tidak benar," tutur asli Rachmini Rachman Uno itu.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement