Adi Paryanto Berambisi Raih Gelar di ONE Championship

Adi 'Zenwalk' Paryanto berkompetisi dalam divisi strawweight ONE Championship.

oleh Bogi Triyadi diperbarui 13 Feb 2019, 18:10 WIB
Adi Paryanto (kanan) usai bertarung dengan Aziz Calim. (foto: ONE Championship)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah dikenal dalam dunia mixed martial arts (MMA) Tanah Air, Adi 'Zenwalk' Paryanto kini melebarkan sayapnya di jenjang Internasional. Ia memutuskan bergabung dengan ONE Championship akhir tahun lalu.

The Zenwalk adalah salah satu atlet MMA terpopuler di Indonesia dengan jumlah follower Instagram lebih dari 46 ribu orang. Kini, Adi dapat membuka cakrawala baru dan berkesempatan menghadapi atlet-atlet terbaik dunia di bawah ONE.

"Sebuah kebanggan bisa menjadi bagian dari ONE Championship. Tidak perlu dijelaskan kenapa," ujar atlet berusia 24 tahun ini.

"Semua yang bergabung disitu (ONE) adalah para petarung pilihan yang tidak bisa sembarangan bergabung. Tentunya, ini menjadi tantangan baru bagi saya," tambah Adi.

Menurutnya, ada beberapa hal yang membedakan ONE dengan promotor lainya. Organisasi yang berdiri sejak 2011 ini tidak hanya mementingkan pertarungan di dalam ring.

"Ada unsur lain yang ingin ditunjukkan ONE Championship, seperti hiburan, rasa hormat, integritas, kepedulian terhadap sesama dan lainnya," paparnya.


Perhatian pada Atlet

Adi Paryanto (kanan) bertekad meraih gelar dalam ajang ONE Championship di divisi strawweight. (foto: ONE Championship)

Menurut dirinya, ONE juga sangat memperhatikan kesehatan dan kondisi para atletnya, termasuk setelah mereka menjalani pertandingan. "ONE sangat peduli ketika atletnya mengalami cedera," ujar Adi.

"Saya pikir asuransi yang diberikan bagi atlet yang mengalami cedera ketika bertanding adalah terbaik dibandingkan lainya," lanjutnya.

Petarung didikan IndoGym ini berharap dapat memanfaatkan kesempatan di depan matanya untuk memberikan yang terbaik."Saya tentu ingin mengejar gelar. Siapapun pasti targetnya adalah gelar," ujar Adi yang berkompetisi dalam divisi strawweight.


Direstui Orangtua

Adi mulai menggeluti beladiri ketika bergabung dalam klub ekstrakurikuler taekwondo di bangku sekolah menengah pertama. Setelah lulus, pria kelahiran Purwodadi, Jawa Tengah, ini pindah ke Kalimantan Timur bersama keluarganya.

Adi melanjutkan hobinya tersebut ketika menginjak masa SMA dan mulai menggeluti Sanda. Ia pertama kali menjajal beladiri karena sering dirundung teman sebayanya. Tubuhnya yang kecil menjadi faktor utama mengapa ia dibully.

"Saya pikir gimana saya bisa bertahan kalau tak punya teknik beladiri," ungkapnya.

Honi ini sempat ditentang sang ibu. Tetapi, ayahnya memberikan dukungan penuh bagi pilihan Adi dan akhirnya meluluhkan hati ibunya. Sebagai balas jasa atas restu kedua orangtuanya, juara Sanda nasional ini merenovasi rumah orangtuanya di Purwodadi.

Adi mulai dikenal ketika dia terjun ke ONE Pride. Sebelum berhabung ke ONE Championship, dia sempat bergabung di Brave Combat Federation asal Bahrain.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya