Genjot Devisa, JK Ingin Peningkatan Pembangunan 4 Kawasan Pariwisata

Dari 10 destinasi wisata, pemerintah fokus empat prioritas yang memberikan dampak besar untuk mendatangkan devisa negara.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Feb 2019, 14:45 WIB
Wapres Jusuf Kalla bertemu dengan sejumlah menteri bahas upaya peningkatan investasi di sektor pariwisata (Foto:Merdeka.com/Dwi Aditya Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memanggil sejumlah menteri kabinet kerja ke Kantornya Jakarta, guna membahas upaya peningkatan investasi di sektor pariwisata.

Pemanggilan ini pun sekaligus mempercepat pengembangan sektor pariwisata untuk 10 destinasi Bali Baru. 

Adapun beberapa menteri yang hadir yakni Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.

Selain itu hadir pula Menteri Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya menyampaikan, dalam rapat yang dipimpin Wapres JK tersebut dirinya diminta untuk lebih fokus terhadap 10 destinasi Bali Baru yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Namun, dari 10 destinasi wisata tersebut pemerintah memfokuskan empat prioritas yang dianggap memberikan dampak besar untuk mendatangkan devisa negara.

"Kalau sekarang fokus ke 10 Bali Baru, dari 10 Bali baru itu, Pak Presiden menetapkan 4 super prioritas, nomor satu Danau Toba, dua Borobodur, tiga Mandalika, empat Labuan Bajo," ujar dia saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2019).

Arief mengatakan, dari empat kawasan  tersebut Danau Toba tidak terlalu banyak disorot karena dianggap tidak banyak isu yang terlalu kritis di sana.

Namun, untuk kawasan Borobudur masih ditemukan permasalahan, yakni kapasitas Bandar Udara Internasional Adisujipto, Yogyakarta yang dinilai masih minim.

"Yang paling kritis adalah Borobudur, kita hanya 250 ribu jumlah wismannya. Apa masalahnya? Bandara. Bandara existing kita kalau di Yogyakarta kapasitasnya 1,5 juta, tapi bebannya 6 juta," kata dia.

Minimnya jumlah wisatawan mancanegara tersebut, membuat pemerintah harus mengebut pengerjaan Bandara Kulon Progro.

Sebab, dengan beroperasinya bandara tersebut diharapkan jumlah wisatawan mancanegara dapat meningkat untuk di kawasan Borobudur.

"Tadi ditanya Pak Wapres JK, kapan kira-kira bandara yang baru akan diresmikan, ada Menhub (Menteri Perhubungan) ada Menteri BUMN, kira-kira akan diresmikan pada bulan April 2019. Kalau bandara itu ada targetnya saya adalah 2 juta dalam waktu 5 tahun. Hal lainnya relatif kecil lah, contoh jalan akses sari bandara ke borobudur berkali-kali sudah kita diskusikan, tapi yang paling kritis adalah bandara," tutur dia.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 


Kawasan Mandalika

Kawasan Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat. Dok Kementerian PUPR

Arief melanjutkan, untuk kawasan Mandalika pemerintah akan mengembangkan sirkuit Moto GP.

"Mungkin 2020 kita sudah punya Moto GP kemungkinan yang pertama akan ada di Mandalika," sebutnya. 

Kemudian fokus pemerintah di kawasan Labuan Bajo, pada 2019 ini adalah membangun marina atau pelabuhan khusus untuk kapal pesiar.

"Kalau marina nya sudah ada, penataan pelabuhan pariwisatanya sudah bagus, tidak bersatu degan pelabuhan ikan, maka kita yakini pertumbuhan wisatawan ke Labuan Bajo akan meningkat," pungkasnya.

Seperti diketahui, pada tahun ini Pemerintah Jokowi-JK menargetkan sebanyak 20 juta kunjungan wisata mancanegara (wisman). Diharapkan dengan berkembangnya pariwisata di Indonesia, pendapatan devisa negara bisa ditingkatkan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya