Liputan6.com, Papua - Markus (42), lelaki berbadan kekar itu tak lagi sungkan untuk berbicara soal ukuran Mr P kepada sahabatnya. Markus juga mengaku selalu menanyakan ukuran Mr P-nya, apakah sudah sesuai dengan keinginan istrinya atau belum. Jika sang istri belum juga puas dengan ukuran yang dikehendakinya, maka Markus bisa saja membuat ukuran itu sesuai dengan keinginan sang istri, bahkan lebih.
Bisa? Tentu saja. Semua itu dapat dilakukan dengan cara membungkus Mr P dengan ramuan daun bungkus ala Papua. Masyarakat di Papua pada umumnya tak lagi aneh dengan istilah daun bungkus yang dipercaya dapat memperbesar ukuran Mr P.
Advertisement
Ramuan daun bungkus yang paling terkenal berasal dari Kampung Ambroben, salah satu kampung di Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua. Perbicangan tentang daun bungkus juga sudah lumrah di kalangan mama-mama di daerah itu.
"Jika kami berkumpul, ada saja yang bicara soal 'bungkus' dan palingan mama-mama hanya senyum-senyum saja. Ada juga yang bicara terus terang. Ini sudah menjadi hal biasa," kata Mama Ina saat ditemui awak Liputan6.com di Kampung Ambroben belum lama ini.
Mama Ina menceritakan, ramuan daun bungkus pada dasarnya berasal dari kangkung hutan yang banyak tumbuh di hutan-hutan sekitar kampungnya. Kini, menurut Mama Ina untuk mendapatkan kangkung hutan agak sulit dan harus masuk ke dalam hutan beberapa kilometer, berbeda dengan sebelumnya yang banyak dijumpai di pinggiran jalan masuk ke hutan.
"Kalau ada pasien, tak bisa langsung dilayani. Daun bungkus ini harus ada pemesanan sebelumnya. Kadang paitua (suami saya) harus masuk dulu ke hutan untuk mencari daunnya," kata Mama Ina yang suaminya biasa disebut dokter dalam urusan daun bungkus.
Sebutan dokter atau mantri dalam istilah daun bungkus juga berbeda. Jika penyebutan dokter, berarti orang tersebut sangat ahli dan dipercaya dalam urusan bungkus Mr P dan mendapatkan hasil yang memuaskan. Berbeda dengan mantri, yang bisa dikatakan hanya sebagai asisten dokter dalam hal ini.
Mama Ina menjelaskan, tak ada ritual khusus dalam membuat ramuan daun bungkus. Kangkung hutan yang sudah ditumbuk, biasanya hanya ditambahkan dengan minyak kelapa murni yang sudah dibuatnya.
Antara Sugesti dan Kepercayaan
Harga ramuan daun bungkus buatan suami Mama Ina bisa mencapai jutaan rupiah. Meski demikian, Mama Ina mengaku tetap melayani pasien yang hanya mampu membayar setengahnya.
"Kami tak mematok harga pasti. Sukarela saja. Tapi jika ada permintaan khusus, tarif yang dikenakan juga berlaku khusus," ujar Mama Ina.
Sang suami, menurut Mama Ina bisa dipanggil hingga ke Jakarta atau daerah Jawa lainnya, bahkan ke negara Papua Nugini.
"Kadang pasien yang ada di Biak malu untuk datang ke rumah, maka paitua bisa kerjakan ramuan itu sambil membungkusnya di hotel tempat si pasien menginap," jelasnya.
Mama Ina menyebutkan ramuan daun bungkus juga sudah banyak dipakai oleh anak-anak di kampungnya. Kebanyakan anak-anak merasa penasaran dengan khasiat dari daun bungkus ini. Bahayanya, jika ramuan itu salah, maka akan berakibat fatal untuk Mr P yang dibungkus.
"Makanya banyak hasil bungkusan itu rusak atau tak sesuai dengan ukuran. Itu tambah lama pengobatannya," ujar Mama Ina.
Amin, salah satu pengguna ramuan daun bungkus saat ditemui di Jayapura mengatakan, pakai daun bungkus atau tidak, sama saja tergantung sugesti si pemakai.
"Pakai daun bungkus itu tersugesti bahwa saya akan lebih kuat di ranjang, lebih dapat menyenangkan perempuan. Padahal, sebenarnya sama saja. Jadi kalau diam saja, Mr P seperti anak kucing yang tidur," kata Amin.
Tak berbeda dengan Mama Ina, dirinya mengaku sang suami selalu rutin menanyakan keinginan ukuran yang sesuai dengan dirinya.
"Kalau paitua su (sudah) rasa lain, dia akan tanya lagi kepada saya. Masih pas kah atau tidak," kata Mama Ina sambil tersenyum malu.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Advertisement