Keuntungan Aerobik untuk Kaum Milenial

Sebuah studi baru mengungkapkan, latihan aerobik setiap hari secara signifikan meningkatkan fungsi kognisi dan kesehatan otak pada orang yang berusia 20 tahun atau kaum milenial.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 15 Feb 2019, 09:00 WIB
Hindari melakukan enam hal berikut setelah berolahraga untuk mendapatkan tubuh yang semakin sehat. (Foto: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Bagi orang berusia 55 tahun dan lebih, aerobik bukan hanya bermanfaat untuk kebugaran fisik tapi juga kognitif. Sejumlah peneltian telah membuktikannya. Jenis olahraga ini bisa mengurangi risiko demensia, penyakit jantung, dan masalah kesehatan mental.

Lantas, bagaimana manfaatnya bagi kaum muda atau milenial?

Sebuah studi baru mengungkapkan, latihan aerobik setiap hari secara signifikan meningkatkan fungsi kognisi dan kesehatan otak pada orang yang berusia 20 tahun.

"Ini studi pertama yang menunjukkan manfaat kognitif dari latihan aerobik pada orang di bawah usia 55 tahun. Ternyata, manfaatnya juga bisa dirasakan orang-orang berusia 20-an," kata penulis senior studi, Dr. Yaakov Stern, profesor neuropsikologi dari Columbia Cognitive Neuroscience Division.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology ini diikuti 132 orang, berusia 20 hingga 67 tahun, yang mengungkapkan bahwa mereka tidak berolahraga secara teratur. (Perlu dicatat bahwa 70 persen dari kelompok itu adalah perempuan).

Kelompok itu dibagi menjadi dua kelompok, satu yang pergi ke gym dan melakukan latihan aerobik (seperti joging di treadmill, bersepeda atau melakukan elips) selama kurang lebih satu jam, empat kali setiap minggu. Kelompok lain pergi ke gym dan melakukan latihan peregangan dan mengencangkan untuk durasi yang sama.

Setelah 24 minggu, kelompok yang melakukan latihan aerobik memiliki hasil baik pada tes fungsi eksekutif daripada kelompok yang hanya melakukan peregangan dan toning. Fungsi yang dimaksud adalah kemampuan untuk memecahkan masalah, seperti misalnya menyelesaikan tugas-tugas, beradaptasi secara mental dengan situasi baru atau berbeda dan mudah merencanakan berbagai hal.

"Penelitian ini seharusnya tidak membuat orang berhenti melakukan peregangan dan pengencangan, karena latihan-latihan itu diketahui dapat membangun kekuatan, mencegah cedera dan mengurangi stres," ujar Stern.

 

Saksikan juga video berikut ini:

 


Peningkatan kesehatan otak

Simak olahraga apa saja yang cocok dilakukan saat sedang menjalankan puasa di bulan Ramadan. (Foto: iStockphoto)

Studi ini juga melaporkan temuan lain yang mengesankan. Mereka yang melakukan latihan aerobik juga ternyata mampu mengurangi risiko penuaan, penipisan korteks frontal yang menandakan peningkatan kesehatan otak.

"Kami mengetesnya dengan scan otak MRI sebelum dan di akhir tes, dan kami benar-benar melihat ketebalan korteks, lapisan luar otak di daerah frontal, meningkat dengan olahraga," kata Stern.

“Jadi sepertinya kita tidak hanya melihat manfaat kognitif, otak itu sendiri merespons sebagai fungsi latihan. Dan itu bukan hanya untuk orang tua. Tetapi semakin tua pesertanya, semakin banyak peningkatan yang mereka lihat," lanjut Stern.

"Saya pikir yang paling mengejutkan adalah fakta bahwa peningkatan dalam kognisi ini tidak mempengaruhi usia. Sebab semakin tua Anda, fungsi otak bisa semakin meningkat," kata Stern.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya