Impor Avtur Turun di 2018

Pada 2018, impor avtur terbesar terjadi pada Juni yaitu sebesar 135 ribu ton.

oleh Septian Deny diperbarui 15 Feb 2019, 11:30 WIB
Pertamina prediksi kenaikan penyaluran avtur sekitar empat persen pada musim haji 2018 (Foto:Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi penurunan impor avtur pada 2018. Pada tahun lalu, impor bahan bakar pesawat terbang tersebut sebesar 1,22 juta ton.

Direktur Statistik Distribusi BPS, Anggoro Dwitjahyono mengatakan, secara volume, impor avtur pada 2018 memang mengalami penurunan dibandingkan 2017. Jika pada 2018, impor avtur tercatat sebesar 1,22 juta ton, sedangkan pada 2017 sebesar 1,54 juta ton.

Meski turun, lanjut dia, secara nilai justru mengalami kenaikan. Pada 2017, nilai impor avtur sebesar USD 825,3 juta, sedangkan di 2018 meski volumenya turun namun nilai impornya sebesar USD 861,1 juta.

"Tren secara volume turun, tapi nilainya naik. Ini pengaruh dari harga minyak mentah dunia," ujar dia di Kantor BPS, Jumat (15/2/2019).

Pada 2018, impor avtur terbesar terjadi pada Juni yaitu sebesar 135 ribu ton. Sedangkan impor terendah terjadi pada Oktober yaitu sebesar 71 ribu ton.

‎"Ini tidak berkorelasi dengan pariwisata. Karena di tahun lalu juga pariwisatanya naik. Mungkin ada suatu kebijakan (yang menyebabkan impor avtur turun di 2018), tapi kita (BPS) tidak tahu. Mungkin bisa dikonfirmasi ke teman-teman di Pertamina," tandas dia.

Adapun tren impor avtur dalam 10 tahun terakhir yaitu pada 2008 sebanyak 145,8 ton, 2009 sebanyak 21 ribu ton, 2010 sebanyak 223 ribu ton, 2011 sebanyak 984 ton, 2012 sebanyak 1 ton, 2013 sebanyak 2,1 ton, 2014 sebanyak 4,2 ton, 2015 sebanyak 201 ribu ton, 2016 sebanyak 888 ribu ton, 2017 sebanyak 1,54 juta ton dan 2018 sebanyak 1,22 juta ton.


AKR dan BP Incar Pasar Avtur RI

PT AKR Corporindo Tbk melalui anak usaha British Petroleum (BP) menjual BBM melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum di De Latinos, Serpong, Tangerang Selatan. Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono

PT AKR Corporindo dan British Petroleum (BP) melirik pasar avtur Indonesia. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berniat membuka kesempatan pihak swasta untuk menjual avtur di Indonesia.

Direktur Utama AKR Haryanto Adikoesomo mengatakan, AKR telah menyepakati kerjasama dengan BP untuk bisnis hilir, siantaranya untuk penjualan avtur. Saat ini perusahaan sedang melakukan persiapan untuk menjalankan bisnis tersebut.

"AKR sudah menandatangani Join Venture bersama BP untuk bisa menjual avtur. Kami saat ini sedang menyiapkan," kata Haryanto, di Jakarta, Kamis (14/2/2019).

AKR dan BP mengincar pasar avtur di wilyah Indonesia Timur, sebab di wilayah tersebut masih memiliki potensi besar ‎karena belum terpenuhi kebutuhan avtur.

"Di Indonesia Timur yang akan kita kembangkan lebih lagi, karena Indonesia Timur punya potensi yang lebih besar," tuturnya.

Sebelumnya, Jokowi mengaku kaget mendengar hal tersebut. Jokowi mengatakan dirinya akan memberikan dua pilihan kepada Pertamina, yaitu menurunkan harga atau mengizinkan perusahaan minyak lainnya untuk menjual avtur.

Hal ini lantaran dia menilai harga avtur yang tinggi akan berdampak negatif kepada sektor-sektor lainnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, opsi yang ditawarkan Jokowi tersebut sangat bagus.

"Bagus juga (swasta ikut menjual avtur) Kenapa tidak? Sekarang mungkin lagi dirumuskan jangan lagi hanya Pertamina," ‎tandasya.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya