Liputan6.com, Singapura - Dua warga negara Singapura yang diduga terlibat jaringan ISIS telah ditangkap kepolisian setempat, setelah dideportasi dari Malaysia pada 7 Januari 2019. Mereka ditahan karena melanggar Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (ISA).
Salah satu pejabat Kementerian Dalam Negeri menyatakan pada Jumat 15 Februari 2019, keduanya bernama Mohamed Kazali Salleh dan Hazim Syahmi Mahfoot, dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (15/2/2019). Saat ini, baru informasi seputar Kazali yang dilaporkan kepada publik.
Baca Juga
Advertisement
Kazali (48) adalah seorang pengusaha yang disinyalir memiliki hubungan dekat dengan anggota ISIS senior asal Malaysia, Aquil Wan Zainal Abidin alias Akel. Akel juga dicurigai ambil bagian dalam serangan ISIS di Malaysia baru-baru ini.
Kementerian Dalam Negeri menyampaikan bahwa Kazali pernah diperintahkan oleh Akel untuk menyerang dan/atau merekrut orang-orang untuk menghabisi pusat Freemason di Malaysia pada tahun lalu, namun ia menolak karena takut akan ditangkap oleh pihak yang berwajib.
Kazali juga sempat memengaruhi Hazim, seorang eksportir mobil, untuk memiliki pandangan radikal.
"Mereka memiliki urusan bisnis, dan dengan cepat mengembangkan persahabatan pribadi. Hazim dipengaruhi oleh pandangan radikal Kazali," kata pejabat kementerian dalam negeri.
Kazali mengatakan kepada Hazim untuk memerangi dengan kekerasan seluruh musuh Islam.
"Hazim memandang Kazali dan diyakinkan oleh Kazali bahwa dia harus melakukan kekerasan bersenjata terhadap musuh-musuh yang dianggap agamanya, khususnya non-Muslim," kata MHA.
Simak video pilihan berikut:
Kronologi Bergabungnya Kazali dalam Jaringan ISIS
Kazali telah bertempat tinggal di Malaysia sejak kecil, saat itu keluarga membawanya merantau ke Negeri Jiran. Beberaba dekade terakhir ia memutuskan bekerja dan menetap di Johor Baru meskipun berstatus warga negara Singapura.
Menurut Kementerian Dalam Negeri Singapura, Kazel bertemu Akel pada 2009 dan diberikan teori konspirasi khususnya terkait pandangan jihad melawan penindasan ke Suriah.
Kazali kemudian bersedia membiayai Akel perjalanan dan kegiatan Akel di Suriah. Ia percaya bahwa uang yang disumbangkan akan mengantarkannya ke surga, khususnya jika Akel mati "syahid" di medan tempur.
Kazali pernah menyanggupi untuk turut pergi ke Suriah, mengingat ia sempat berikrar untuk setia kepada pemimpin ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi. Namun ia masih belum yakin untuk meninggalkan Malaysia.
Sebagi gantinya, Kazali bersedia merekrut lebih banyak simpatisan ISIS dan membiayai siapapun yang menginginkan berangkat ke Suriah.
Advertisement