Liputan6.com, Jakarta Perayaan Tahun Baru Imlek yang ke 2570 di Banyuwangi berlangsung semarak. Dibalut dalam acara Malam Budaya Tionghoa, sejumlah tokoh masyarakat turut hadir dalam perayaan yang digelar di Gedung Serba Guna Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hoo Tong Bio, Kamis malam (14/2). Diantaranya Wakil Bupati Banyuwangi, Yusuf Widiyatmoko, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi, Moh Yamin Lc, dan sejumlah organisasi kepemudaan.
Kelenteng Hoo Tong Bio terlihat bersolek menyambut Tahun Baru Imlek. Lampion-lampion yang menjadi ciri khas perayaan Imlek dipasang di sepanjang jalan menuju TITD. Tak ketinggalan aula tempat berlangsungnya acara juga dihiasi lampion cantik. Acara semakin semarak dengan kehadiran ratusan warga keturunan dari berbagai wilayah hadir dengan mengenakan baju khas warna merah.
Advertisement
Pada malam tersebut ditampilkan kesenian etnis Tionghoa, mulai tarian gong xi fa cai, line dance mei hao xin nian, latin sport dance hingga atraksi barongsai dan pertujukan wu shu.
Selain tarian yang diperagakan warga keturunan, kesenian lokal Banyuwangi juga disuguhkan dalam malam tersebut. Salah satunya, tari gandrung dengan diiringi kesenian khas Using.
“Ini benar-benar wujud dari kebhinnekaan di Banyuwangi. Meski kita berbeda-beda keyakinan, kita tetap bisa bersatu dan berkolaborasi untuk kemajuan daerah," kata Wabup Yusuf dal acara semalam.
Dikatakan Wabup Yusuf, perayaan Imlek ini juga sebagai penguatan bersama warga Tionghoa dalam membangun Banyuwangi.
“Terima kasih kepada umat Tionghoa yang tak henti menjaga kerukunan antar umat beragama di Bumi Blambangan ini. Selamat tahun baru Imlek semoga berkah,” kata Wabup.
Lebih dalam dikatakan Wabup, meski di Banyuwangi banyak etnis, budaya dan agama, namun tidak pernah ada polemik.
“Banyuwangi adalah daerah aman dan damai sehingga tidak pernah ada konflik antar umat beragama. Kita ini satu, tidak ada yang beda-beda. Kondisi ini tak lepas dari upaya seluruh elemen masyarakat di bawah forum kerukunan antar umat beragama yang terus menjaganya,” ujarnya.
Sementara itu ketua paguyuban warga Tionghoa Banyuwangi, Pek Ing Gwan yang biasa disapa Indrawan mengaku sangat memgapresiasi upaya seluruh umat beragama yang terus menciptakan kehidupan yang aman dana damai di Banyuwangi.
"Tampilnya tari-tarian lokal Banyuwangi ini sebagai bentuk penghargaan atas toleransi si Banyuwangi. Semoga acara ini terus berlangsung, dan toleransi di sini bisa selalu terjaga," kata Indrawan.
"Kami juga mengapresiasi Pemkab yang telah memasukkan Festival Imlek dalam agenda Banyuwangi Festival dalam rangka mengenalkan keberagaman tradisi dan budaya yang hidup di Banyuwangi," kata Indrawan.
Festival Imlek di Banyuwangi akan digelar pada 19 Februari 2019 mendatang.
(*)