Liputan6.com, Jakarta Ani Yudhoyono rupanya sering masuk angin saat masih menjadi Ibu Negara. Hal tersebut diungkapkan Istri Presiden ke-6 Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), di dalam sebuah buku berjudul 10 Tahun Perjalanan Hati karya Alberthiene Endah.
Nenek tiga orang cucu yang saat ini tengah berjuang melawan kanker darah, menceritakan semua hal yang dia alami semasa mendampingi SBY saat melakukan perjalanan dinas.
Advertisement
Pada bagian "Masuk Angin, Penyakit Langganan", Ani Yudhoyono memberikan gambaran bahwa kehidupan seorang istri Presiden tidak melulu 'indah' sebagaimana yang dibayangkan banyak orang. Salah satu risiko yang harus dia hadapi selama 10 tahun menjadi Ibu Negara adalah rentan masuk angin.
Ani mengatakan, aktivitas rutin jika sedang melakukan kunjungan ke daerah termasuk kegiatan yang begitu menguji stamina. Apa pun kondisi cuaca pada saat itu, Ani Yudhoyono harus setia berada di sebelah SBY untuk bertemu dengan rakyat.
Dalam keadaan hujan, sekali pun Ani dan SBY berada di dalam mobil, tak mungkin menutup jendela dan membiarkan masyarakat yang ingin bersalaman hanya sekadar berdiri melewati mobil mereka lewat.
"Dampaknya, baju kami basah kuyup. Itu sebabnya, cukup sering saya diserang masuk angin, sementara kondisi staf oke-oke saja. Karena mereka sempat tidur di mobil dan saya tidak," kata Ani Yudhoyono dikutip Health Liputan6.com pada Jumat, 15 Februari 2019.
Karena hal tersebut yang membuat Ani Yudhoyono sering mengalami masuk angin. Dia mengaku rasanya sungguh tak enak. Perut kembung, mual, kepala pusing, dan tubuh berkeringat dingin. Kadang juga harus disertai rasa lemas.
"Istilahnya, kliyengan," ujarnya.
Ani Yudhoyono Punya Juru Kerik
Bila masuk angin sudah mulai menyerang, "pengobatan tradisional" pun langsung Ani lakukan, yaitu kerikan. Siapa sangka kalau Ani Yudhoyono memiliki dua orang juru kerik yang menjadi andalannya: Mbak Sunarti dan Mbak Narti (penata rambut Ibu Negara).
"Dan ia akan melakukan itu dengan total dan "tega". Tak akan ia biarkan satu area pun di punggung saya untuk terbebas dari kerikannya," kata Ani Yudhoyono.
Alhasil, Ani hanya menggeliat pelan karena kegelian jika jemari dua juru kerik tersebut sudah beraksi lebih dari setengah jam di punggungnya.
"Sudah, Mbak Narti... sudah..." teriaknya.
Namun, bukan "kebebasan" yang dia peroleh, melainkan "penyiksaan" yang masih harus berlanjut.
"Oh, belum Bu, belum semua ini. Harus semua," kata Ani Yudhoyono meniru omongan Mbak Narti yang tidak tidak membiarkannya bangun sebelum kerikannya selesai semua.
Advertisement
Tubuh Ani Yudhoyono seperti Zebra
Selesai kerikan, Ani dibuat terkaget-kaget ketika berkaca. Punggung yang habis dikerik Mbak Narti membuatnya seperti zebra, yang penuh dengan loreng-loreng.
"...Itulah hebatnya kerikan Mbak Narti. Selalu sukses membuat tubuh segar kembali. Kliyengan pun berakhir. Sebagai penyempurna, biasanya saya minum air teh panas yang telah dicampur Tolak Angin. Manjur menghangatkan tubuh saya," kata Ani Yudhoyono.
Dipijat, kata dia, sudah menjadi rutinitas sehabis bepergian. Menurut ibu dari Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhie Baskoro Yudhoyono ini pijatan sangat baik bagi tubuh karena dapat mengurai asam laktat yang bertumpuk dan membuat tubuh pegal.
Setelah dua nama tersebut, Ani Yudhoyono masih memiliki satu nama yang ditunjuk sebagai juru kerik. Dia adalah Mbak Yuli. Perempuan yang semula memijat putra Ibas dan Aliya, Airlangga.
"Saya ikut mencoba. Ternyata enak sekali. Saya biasa memanggilnya untuk memijat ke Cikeas," katanya.
Meski rasa letih, masuk angin, kembung, dan berbagai gangguan tubuh lainnya sudah menjadi sesuatu yang khas dalam setiap perjalannya ke daerah bersama SBY, Ani Yudhoyono, mengatakan, itu semua tak sebanding dengan kegembiraan dan rasa syukur saat bisa bertemu dengan rakyat.