BI: Utang Indonesia di Akhir Kuartal IV-2018 Terkendali Meski Naik

Meskipun utang luar negeri Indonesia meningkat namun ini tetap terkendali

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 15 Feb 2019, 18:15 WIB
Ilustrasi Bank Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mengatakan  Utang Luar Negeri Indonesia (ULN) pada akhir kuartal IV 2018 tetap terkendali dengan struktur yang sehat. Ini terlihat dari rasio pertumbuhan ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 36 persen pada akhir Desember 2018.

Angka tersebut masih berada di kisaran rata-rata negara peers. Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi ULN jangka panjang yang mempunyai pangsa 86,3 persen dari total ULN.

BI menambahkan bahwa pada akhir kuartal IV 2018, Indonesia tercatat memiliki ULN sebanyak USD 376,8 miliar atau Rp 5.333 triliun (Kurs USD 1 = Rp 14.154).

Angka ini meningkat USD 17,7 miliar dibandingkan akhir kuartal sebelumnya. ULN ini terdiri dari utang pemerintah dan Bank Sentral sebesar USD 186,2 miliar, serta utang swasta termasuk juga BUMN sebesar USD 190,6 miliar.

Peningkatan ini terjadi akibat neto transaksi penarikan ULN dan pengaruh dari penguatan nilai tukar rupiah tehadap dolar AS sehingga utang Indonesia dalam rupiah yang dimiliki investor asing tercatat lebih tinggi.

Dengan kata lain, ULN Indonesia pada akhir kuartal IV 2018 tumbuh sekitar 6,9 persen dan ini meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada akhir kuartal sebelumnya yang hanya sebesar 4,2 persen. Peningkatan pertumbuhan ULN ini dikarenakan dari pertumbuhan ULN pemerintah maupun swasta.

 


Utang Swasta

Petugas melakukan pengepakan lembaran uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (21/12). Bank Indonesia (BI) mempersiapkan Rp 193,9 triliun untuk memenuhi permintaan uang masyarakat jelang periode Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

BI menambahkan bahwa posisi ULN pemerintah pada kuartal IV meningkat USD 7,1 miliar dibandingkan dengan posisi akhir kuartal sebelumnya yaitu menjadi USD 183,2 miliar.

Ini terjadi karena adanya kenaikan arus masuk dana investor asing di pasar SBN domestik dibarengi dengan perekonomian domestik yang kondusif dengan hasil yang tetap stabil.

Selain itu, hal ini juga diakibatkan dari ketidakpasian pasar keuangan global. Peningkatan ini dipengaruhi penerbitan SBN valuta asing dalam rangka pre-funding fiskal pada 2019. Dengan kata lain, pertumbuhan ULN pemerintah pada akhir kartal IV 2018 sebesar 3,3 persen.

Sementara posisi ULN swasta pada akhir 2018 meningkat USD 10,6 miliar dibandingkan kuartal sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya posisi kepemilikan surat utang korporasi oleh investor asing.

Saat ini, ULN swastar sebagian besar dimiliki 4 macam sektor yaitu jasa keuangan dan asuransi, industri pengolahan, pengadaan listrik gas uap/air panas (LGA), dan sektor pertambangan dan penggalian.

Pertumbuhan pada 4 sektor ini mencapai 73,8 persen, dan pada akhir kuartal  IV 2018, ULN swasta meningkat sebesar 10,9 persen.

Untuk itu, peningkatan pertumbuhan ini membuat Bank Indonesia dan Pemerintah akan terus berkoordinasi untuk selalu memantau perkembangan ULN dan mengoptimalkan perannya dalam mendukung pembiayaan pembangunan dengan meminimalisasikan resiko yang dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya