Liputan6.com, London - Sebuah legenda dari tanah Yunani pernah mengisahkan tentang Aphrodite, Sang Dewi cinta pada Zaman Romawi Kuno. Nama inilah yang memprakarsai afrodisiak, sebuah senyawa kimia yang dikatakan mampu meningkatkan libido, kemampuan, dan kenikmatan seksual pada manusia.
Konon, zat itu terkandung dalam cokelat, stroberi dan tiram. Efek yang diciptakan pun cukup kuat. Penelitian yang dilakukan oleh Martha Hopkins, yang kemudian dituangkannya dalam buku berjudul "Intercourses", menemukan bahwa hampir setiap makanan telah dianggap sebagai afrodisiak pada satu waktu.
"Secara historis, makanan yang dianggap afrodisiak sulit ditemukan, langka atau mahal, seperti truffle, rumput foie, dan kaviar, atau berbentuk seperti organ seks, seperti asparagus atau artichoke, dan bahkan testis hewan," ungkap Hopkins.
Baca Juga
Advertisement
Saat kita cenderung mengkaitkan afrodisiak dengan hawa nafsu, romansa dan libido pada era modern ini, namun pada Abad ke-17 senyawa ini erat hubungannya dengan reproduksi dan kesuburan, serta diberikan kepada pasangan yang menikah atas dasar medis.
Hal tersebut dijabarkan oleh Jennifer Evans, dosen senior di University of Hertfordshire, yang meneliti sejarah makanan dan kesuburan manusia. Demikian seperti dikutip dari BBC Future Story, Jumat (15/2/2019).
Tapi mungkinkah seluruh makanan di dunia ini benar-benar memengaruhi hasrat dan kinerja seksual seseorang?
Camilan 'Seksi'
"Makanan tertentu dapat membantu dengan cara yang mirip dengan pengobatan Viagra, dengan merelaksasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke alat kelamin," ucap Evans membenarkan.
Asam amino L-arginin, yang ditemukan dalam makanan seperti labu, kenari, dan daging sapi, dikonversi menjadi oksida nitrat dalam tubuh, yang meningkatkan aliran darah.
Begitu juga makanan tinggi asam lemak omega 3, termasuk salmon dan alpukat. Penolong lainnya adalah quercetin (pigmen tumbuhan) yang umumnya ditemukan dalam apel, berry, anggur, anggur merah (minuman), bawang putih dan cokelat hitam. Quercetin memiliki sifat anti-inflamasi yang dapat meningkatkan aliran darah.
"Namun, hanya orang dengan aliran darah tak lancar saja yang akan melihat peningkatan fungsi seksual bila memakan makanan ini," kata Lauri Wright, juru bicara US Academy of Nutrition and Dietetics. Seseorang dengan peredaran darah yang baik, tidak akan melihat perubahan apa pun.
"Ketika sebagian besar dari kita memikirkan afrodisiak, kita tidak lagi memikirkan fungsi seksual, tetapi hasrat," imbuhnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Anggapan Masyarakat
Salah satu makanan yang telah lama diyakini meningkatkan nafsu seksual adalah cokelat. Penelitian telah menunjukkan bahwa kakao dapat meningkatkan aliran darah di bagian torso.
Sayangnya, tidak ada bukti yang menyatakan bahwa penganan manis itu mengandung afrodisiak.
Di satu sisi, ada satu pengecualian: alkohol. Sejumlah studi kecil menunjukkan bahwa mengonsumsi alkohol bisa membuncahkan gairah seksual, di samping juga bisa menghambat kinerjanya.
Anggur merah, khususnya, dapat secara tidak langsung dikaitkan dengan fungsi seksual karena potensi manfaatnya bagi kesehatan jantung, menurut Michael Krychman, dokter kandungan, ginekolog dan penasihat seksual di Southern California Center for Sexual Health and Survivorship Medicine.
Meski demikian, ia menekankan bahwa hubungan antara anggur merah dan kesehatan kardiovaskular masih belum jelas.
"Penelitian telah menemukan bahwa anggur merah memengaruhi fungsi seksual, tetapi kami tidak tahu apakah itu merupakan bagian dari diet atau bukan, atau kombinasi dari diet, gaya hidup, dan genetika," ungkap Krychman.
Pola makan orang dewasa secara keseluruhan dapat berguna sebagai afrodisiak melalui sari-sari makanan yang dikonsumsi, seperti peningkatan aliran darah, peningkatan hormon atau peningkatan suasana hati.
Satu studi yang melibatkan 600 wanita dengan diabetes tipe dua menemukan bahwa diet Mediterania dikaitkan dengan tingkat disfungsi seksual yang lebih rendah, sementara studi lain menyimpulkan bahwa diet tersebut juga dapat dikaitkan dengan peningkatan disfungsi ereksi.
"Intinya adalah bahwa diet makanan laut yang sehat, daging tanpa lemak, kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran dan gandum, pada dasarnya adalah diet Mediterania, membantu mendukung fungsi saraf dan aliran darah, serta hormon," Wright menjelaskan.
Advertisement