Liputan6.com, Beijing - Pemerintah China menutup sementara Gunung Everest di Tibet untuk wisatawan. Menurut media pemerintah pada Jumat 15 Februari 2019, hal itu menindaklanjuti kampanye yang menuntut pembersihan sampah di gunung tersebut.
Akses menuju gunung akan ditutup untuk wisatawan biasa, dari daerah di atas Biara Rongpo, berketinggian 5.000 meter di atas permukaan laut. Adapun situs masih dibuka bagi para pendaki yang telah memiliki izin resmi, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (15/2/2019).
Baca Juga
Advertisement
Selain berfokus pada pembersihan sampah, pemerintah juga akan membangun kamp baru bagi wisatawan yang didikrikan sekitar dua kilometer dari yang telah ada sekarang.
Memang terjadi peningkatan jumlah wisatawan Gunung Everest selama beberapa tahun terakhir. Pada 2018, jumlah pelancong mencapai 1.173.072 orang meningkat 52 persen dari tahun sebelumnya.
Tidak hanya pemasukan dari sektor ekonomi, jumlah tersebut juga berimbas pada kuantitas sampah.
Simak pula video pilihan berikut:
Pembersihan Jasad
Pendaki yang semakin banyak juga berimplikasi pada jumlah jasad. Pemerintah China juga memutuskan hendak memindahkan jenazah para pendaki gunung.
Rencananya, tubuh-tubuh tak bernyawa itu akan dievakuasi ke zona "kematian" yang memiliki panjang 8.000 meter.
Pembersihan di Gunung Everest sebetulnya telah dilakukan sejak tahun lalu.
Pada 2018, China melakukan tiga sesi pembersihan di atas 5.200 meter, menurut Xinhua dalam laporannya, mengumpulkan "lebih dari delapan ton limbah rumah tangga, kotoran manusia, dan sampah gunung".
Otoritas lokal di Tibet secara resmi mengumumkan pelarangannya ke daerah yang lebih tinggi di Gunung Everest pada bulan Desember.
Advertisement