Warga Desa Kaltara Tak Lagi Beli BBM Lebih Mahal Dibanding Jakarta

Pemerataan harga BBM memberikan pengaruh besar bagi perekonomian warga yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 16 Feb 2019, 12:30 WIB
Mesin pengisian ulang bahan bakar minyak di salah satu SPBU, Jakarta, Selasa (15/3). Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) umum Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite Rp 200 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) mengoperasikan lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga di Desa Long Ampung, Kecamatan Kayan Selatan, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara. Dengan adanya lembaga ini masyarakat di Long Ampung tidak harus merogoh kocek puluhan hingga ratusan ribu untuk mendapatkan BBM.

Manager Communication & CSR Pertamina Region Kalimantan Yudi Nugraha menyatakan, peresmian BBM Satu Harga di Malinau, Kalimantan Utara merupakan salah satu bentuk komitmen Pertamina untuk mewujudkan keadilan energi dengan terus mendistribusikan BBM ke wilayah-wilayah yang selama ini sulit dijangkau.

"Kami berharap dengan adanya lembaga penyalur ini dapat mendorong perekonomian masyarakat Long Ampung menjadi lebih baik," kata Yudi, di Jakarta, Sabtu (16/2/2019).

Sebelum adanya SPBU di Desa Long Ampung, warga Desa membeli premium dan solar dengan harga Rp 35 ribu per liter bahkan jika musim penghujan, warga harus merogoh kocek dua hingga tiga kali lipat sebesar Rp 70 ribu sampai Rp 100 ribu per liternya.

Warga pun mendapatkan BBM tersebut dari Melak, Kalimantan Timur. Sekarang, warga Desa setempat dan sekitar Long Ampung sudah dapat menikmati harga yang sama yaitu Premium Rp 6.450 perliter dan solar Rp 5.150 per liter.

SPBU Kompak bernomor 66.775.004 ini berada di Desa Long Ampung, Kecamatan Kayan Selatan, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara dan merupakan SPBU ke-7 BBM Satu Harga yang ditargetkan kepada Pertamina untuk Kalimantan Utara.

Titik BBM Satu harga lainnya yang sudah terealisasi di Kalimantan Utara yaitu empat di Kabupaten Nunukan, satu di Kabupaten Bulungan, dan satu di Kabupaten Malinau dengan total 27 titik yang sudah terealisasi di wilayah Kalimantan.

Menurut Yudi, Pertamina sebagai pelaksana tugas dari Pemerintah dalam mendukung upaya pemerataan biaya di seluruh Indonesia termasuk Satu Harga untuk BBM terus berupaya optimal dalam merealisasikannya. SPBU Kompak ini menyediakan produk dengan alokasi premium 50 ribu liter dan solar 36 ribu liter.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Beri Pengaruh ke Ekonomi

Petugas mengisi BBM pada sebuah mobil di SPBU, Jakarta, Sabtu (5/1/2019). PT Pertamina (Persero) menurunkan harga BBM non subsidi yakni, Pertalite Rp 150 per liter, Pertamax Rp 200 per liter dan Pertamax Turbo Rp 250 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pemerataan harga BBM memberikan pengaruh besar bagi perekonomian warga yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, tidak hanya dengan mudahnya mendapatkan bahan bakar tetapi, juga berpengaruh signifikan untuk aktifitas sehari-hari dan warga bisa mengalihkan pengeluarannya untuk kebutuhan lain.

Distribusi BBM ke titik SPBU juga penuh dengan perjuangan. Distribusi BBM memakan waktu 3 hari 2 malam, dimulai dari pengangkutan menggunakan Mobil Tangki ke Pelabuhan Melak dari Terminal BBM Samarinda lebih kurang 8 jam perjalanan.

Kemudian, dipindahkan ke Landing Craft Tank (LCT) menuju Desa Long Bagun sekitar 4 jam perjalanan. Sesampainya di Desa Long Bagun, BBM tersebut dipindahkan menggunakan mobil double gardan ± 10 unit dengan per unitnya membawa BBM 1000 liter (5 drum). Mobil tersebut menuju Desa Long Ampung selama lebih kurang 14 jam.

"Distribusi BBM secara regular 2-3 hari sekali dan sangat tergantung dari tinggi rendahnya debit air sungai. Apabila hujan, penyaluran terhambat karena tidak bisa dilalui," tandasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya