Liputan6.com, Harare - Delapan orang penambang berhasil diselamatkan dari dua lubang tambang emas yang tersapu banjir di sebelah barat ibu kota Zimbabwe, Harare, kata para pejabat setempat.
Puluhan penambang lainnya masih dinyatakan hilang, dan data korban tewas, hingga Sabtu 16 Februari 2019 waktu setempat, tercatat sebanyak 24 orang.
"Sejauh ini kami telah berhasil menyelamatkan delapan penambang, dan kami belum tahu apakah masih ada korban hidup di dalam sana," kata Tapererwa Paswavaviri, wakil kepala mandor pertambangan terkait, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Minggu (17/2/2019).
Baca Juga
Advertisement
Para penambang yang berhasil dievakuasi telah dirujuk ke beberapa rumah sakit, dan petugas terkait sempat menghentiikan operasi penyelamatan karena hujan.
Pemerintah Zimbabwe mengatakan pada hari Jumat, bahwa antara 60 hingga 70 penambang "artisanal" berada di dua poros ketika banjir menghantam, akibat tembok bendungan yang jebol akibat hujan terus menerus sejak Selasa pekan lalu.
Kecelakaan yang terjadi di Battlefields, sekitar 175 kilometer barat ibu kota Zimbabwe, menyoroti kurang diperhatikannya risiko keamanan yang dihadapi penambang emas rakyat.
Sebuah studi oleh parlemen setempat, yang dikutip oleh surat kabar Herald milik negara, menunjukkan bahwa penambang skala kecil mungkin berkontribusi lebih dari setengah dari 24,8 ton emas yang diproduksi Zimbabwe pada 2017.
Negara rawan perang tersebut, dan sebagian wilayah sekitarnya, diketahui memiliki cadangan emas yang populer di kalangan penambang rakyat, atau secara lokal dikenal dengan julukan "Makorokoza" atau penipu.
Biasanya, para penambang rakyat ini menggunakan kapak, sekop dan pompa air bertenaga generator, untuk mengeruk emas.
Namun, poros dan terowongan darurat tempat mereka bekerja menambang emas, dapat dengan mudah runtuh selama musim hujan, karena sifat tanahnya yang lunak.
Rata-rata lubang tambang tersebut membentang sepanjang 8 kilometer di dalam tanah, yang disertai oleh sebuah gubuk beratap terpal di bagian tepi permukaannya.
Simak video pilihan berikut:
Dampak Krisis Ekonomi Kian Memburuk
Hingga saat ini, Zimbabwe masih dilanda pergolakan krisis ekonomi yang mendalam, dan dinilai kian memburuk dalam satu dekade terakhir.
Inflasi tahunan setempat melesat hingga 56 persen, naik dari 42 persen pada Desember 2018, di mana hal itu menjadi salah satu kenaikan terbesar dalam sejarah negara itu.
Para ekonom mengatakan bahwa, pada kenyataannya, harga telah naik lebih dari tiga kali lipat dalam beberapa bulan terakhir.
Pengangguran formal diperkirakan mencapai lebih dari 90 persen, dam penambangan rakyat sebagian besar dilakukan di tambang emas yang telah ditinggalkan oleh perusahaan besar, tersebar luas dan menyediakan sumber pendapatan bagi banyak orang.
Advertisement