Liputan6.com, Abuja - Komisi pemilihan umum Nigeria mengatakan bahwa pesta demokrasi di negara itu ditunda selama sepekan, karena keterlambatan pengangkutan logistik pemilu.
Ketua Komisi Pemilihan Independen (INEC), Mahmoud Yakubu, mengatakan pada hari Sabtu di Abuja bahwa pihaknya akan melakukan audit terhadap semua bahan sensitif yang didistribusikan di seluruh negara, sebelum pemilu yang dijadwalkan kembali digelar pada 23 Februari mendatang.
"Terlepas dari tantangan logistik ini, kami juga menghadapi risiko sabotase dalam penyelenggaran pemilu. Dalam waktu dua pekan, kami harus menghadapi insiden kebakaran serius di tiga kantor kami," kata ketua INEC, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Minggu (17/2/2019).
Baca Juga
Advertisement
INEC juga mengesampingkan kampanye lebih lanjut oleh partai-partai politik dan perpanjangan dari pengumpulan kartu pemilih.
Hanya beberapa jam sebelum warga Nigeria pergi ke tempat pemungutan suara untuk memilih presiden dan perwakilan parlemen mereka berikutnya, INEC menarik steker, mengumumkan penundaan satu pekan hingga 23 Februari, untuk menyelesaikan semua masalah logistik.
Langkah ini membuat pendukung oposisi dan anggota masyarakat sipil kecewa.
"Pengumuman mengejutkan INEC memiliki konsekuensi yang sangat luas pada integritas pemilu, kepercayaan warga pada kemampuannya, dan berpotensi dapat mengurangi antusiasme jutaan warga Nigeria yang telah bersiap untuk berpartisipasi dalam pemilihan hari ini," kata salah satu ormas setempat, Election Network.
Sebanyak 73 kandidat bersaing untuk mendapatkan kursi teratas negara tersebut.
Warga Nigeria memiliki dua kandidat utama untuk dipilih pada 23 Februari, yang diharapkan menjadi pemilu presiden paling kompetitif sejak negara itu kembali ke pemerintahan sipil pada 1999.
Pesaing utama presiden petahana, Buhari dan Abubakar dari PDP, turun ke media sosial untuk mengungkapkan kekecewaan mereka.
Buhari, pada bagiannya, mendesak "semua pemangku kepentingan politik Nigeria untuk terus memantau putaran INEC secara nasional", dalam upaya menegakkan demokrasi di sana.
Abubakar, sementara itu, meminta "semua orang Nigeria untuk bersabar".
"Kami telah mentolerir maladministrasi pemerintah ini selama empat tahun. Kami dapat memperpanjang toleransi kami beberapa hari lagi dan memberi mereka vonis kami melalui pemungutan suara kami," katanya.
Simak video pilihan berikut:
Khawatir Dimanipulasi
Para anggota kubu oposisi utama Partai Demokrasi Rakyat (PDP) mengaku marah atas penundaan tersebut. Mereka berkumpul di luar markas besarnya di ibu kota Abuja, pada hari Sabtu, menunggu pengarahan oleh para pemimpin setempat.
Sulaiman Usman, anggota PDP, khawatir penjadwalan ulang pemilu berpotensi dimanipulasi.
"Mereka tahu kandidat kami Atiku Abubakar akan memenangkan pemilihan. Itulah sebabnya saya merasa mereka memutuskan untuk memberi partai yang berkuasa lebih banyak waktu untuk berkampanye. Saya yakin, partai saya akan menang bahkan jika mereka menunda pemilihan lagi. Kami tidak akan membiarkan mereka untuk merebut suara," tegas Usman.
Sementara itu, partai berkuasa, All Progressives Congress (APC), juga mengaku tidak senang atas penundaan tersebut.
"Kami sangat mengutuk keterlambatan ini, dan meminta pelaksananya segera mengatasinya sesuai aturan yang berlaku," kata juru bicara dewan kampanye Presiden Muhammadu Buhari, Festus Keyamo.
Advertisement