Liputan6.com, Jakarta Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto mengkritisi pembangunan infrastruktur yang dibangun Joko Widodo (Jokowi) selama 4 tahun belakangan ini.
Prabowo mengatakan dirinya menghargai apa yang dilakukan Jokowi selama ini. Namun dia menganggap masih banyak inefisiensi yang terjadi dalam pembangunan infrastruktur tersebut.
Advertisement
"Saya menghargai niat Pak Jokowi memimpin pembangunan infrastruktur. Tapi saya juga harus sampaikan kemungkinan besar tim Pak Jokowi bekerja kurang efisien. Banyak infrastruktur dikerjakan dengan grasak grusuk tanpa feasibility study yang benar," kata dia pada Debat Capres Kedua di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019).
Menurut Prabowo akibatnya banyak proyek infrastruktur yang tidak efisien dan sulit untuk dibayar.
"Ini mengakibatkan banyak proyek tidak efisien dan sulit untuk dibayar," tandas dia.
Sejumlah Elite Politik Hadiri Debat Kedua Capres
Debat calon presiden (capres) kedua pada Minggu (17/2/2019) malam ini di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta dihadiri sejumlah elite politik, yang menjadi pendukung Capres Jokowi Widodo (Jokowi) dan Capres nomor Prabowo Subianto.
Berbagai tokoh pendukung yang menjadi tamu VIP, tampak datang bergiliran memasuki gedung melalui Lobi B Grand Ballroom Hotel Sultan, Jakarta.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, beberapa anggota penting Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin hadir dalam sesi debat kali ini. Diantaranya, Ketua TKN Erick Thohir, Wakil Ketua TKN Asrul Sani, Direktur TKN Aria Bima, hingga Anggota Dewan Pengarah TKN Pramono Anung.
Sementara dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi turut serta sejumlah tokoh, antara lain Ketua BPN Djoko Santoso, Dewan Pengarah BPN Amien Rais, Koordinator Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjutak, Juru Bicara BPN Ferdinand Hutahaean, Direktorat Media dan Komunikasi BPN Imelda Sari, Wakil Ketua BPN Rachmawati Soekarnoputri, serta Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
Saat tamu VIP tersebut hendak memasuki venue, Lobi B Grand Ballroom Hotel Sultan pun sempat dipenuhi oleh kelompok massa pendukung kedua Paslon yang menyemarakan suasana lewat berbagai yel yang dikumandangkannya.
Namun karena dianggap berkampanye di tempat yang kurang tepat, kelompok massa pendukung kemudian didesak tim satuan keamanan untuk bergeser ke wilayah lain agar tidak mengganggu kawasan tersebut.
Advertisement