Liputan6.com, Jakarta - Kuil Itsukushima yang terletak di Pulau Miyajima, Kota Hatsukaichi menjadi salah satu destinasi wisata yang sayang dilewatkan ketika menyambangi Prefektur Hiroshima, Jepang. Kuil ini dianggap merupakan salah satu bangunan sejarah yang terkenal di Jepang karena keindahan dan warnanya yang oranye terang.
Kuil yang berada di pulau kecil ini juga menjadi situs warisan dunia yang telah ditetapkan UNESCO pada 1996.
Advertisement
Torii ---gerbang tradisional Jepang pintu masuk kuil Shinto-- dengan warnanya yang oranye terang sering dijadikan sebagai pengenail Kuil Itsukushima di berbagai pamflet wisata. Kuil ini dibangun sekitar 1.400 lalu oleh Tairano Kiyomori.
Salah satu yang menjadi daya tarik adalah torii yang terlihat seperti mengapung di lautan. Saat air pasang, torii akan terlihat mengapung dan saat air surut, pengunjung bisa langsung mendekati torii. Gaya mengapung ini disebut Shinden Zukuri.
Gerbang torii ini sendiri memiliki ketinggian 16 meter. Konon, seluruh konstruksi torii berada di atas tanah, tanpa fondasi atau bagian yang dibenamkan ke dalam tanah. Torii dapat berdiri tegak hanya dengan mengandalkan bobot bangunan.
Saat Liputan6.com mengikuti media trip bersama Japan Airlines dan Japan National Tourism Organization (JNTO) menyambangi Kuil Itsukushima pada 12 Februari 2019 , air laut sedang pasang, sehingga tidak bisa mendekat langsung ke torii. Sementara, air laut mulai surut di bagian dasar kuil.
Para wisatawan pun hanya bisa mendekat di lokasi terdekat dengan torii dan menikmati keindahan kuil berwarna oranye ini.
Persis di depan pintu masuk kuil yang sampai sekarang masih digunakan untuk acara keagamaan ini, terdapat tempat mencuci tangan. Namun demikian, wisawatan tidak harus menggunakannya. Ada pula tempat untuk berdoa.
"Jadi misalnya berdoa untuk terhindar dari nasib buruk," kata pemandu wisata Fumio Ito. Dia juga menambahkan, warna oranye merupakan warna untuk menolak iblis.
Selain Kuil Itsukuhima, di pulau ini, wisatawan juga bisa menyambangi Pagoda Gojunoto. Bangunan yang berwarna oranye ini memiliki lima lantai. Lokasinya tak jauh dari kuil.
Anda bisa berjalan-jalan sembari menikmati pemandangan rumah rumah penduduk di pulau yang masih mempertahankan gaya tradisional.
Rusa di Miyajima
Perjalanan ke Miyajima dari Hiroshima, bisa menggunakan kapal feri dengan perjalanan kurang lebih 5 menit. Sepanjang perjalanan, bisa terlihat tempat peternakan tiram.
Sepanjang jalan menuju kuil, wisatawan akan banyak menjumpai rusa. Ada aturan untuk wisatawan. Tidak boleh memegang dan memberi makan karena mereka rusa liar.
Walaupun termasuk rusa liar, hewan tersebut ramah dengan kehadiran pengunjung di kawasan Miyajima. Bahkan, mereka terbiasa mendekati wisatawan.
Sementara itu, sepanjang jalan menuju Kuil Itsukushima, banyak toko bergaya tradisional yang menjual suvenir khas Miyajima dan Hiroshima.
Sejumlah toko menjual centong nasi, mulai dari berbagai ukuran. Centong yang dijual ada yang tanpa gambar atau polos dan bertuliskan kata-kata dalam bahasa Jepang.
Tur guide Fumio Ito menjelaskan, tulisan di centong bisa diartikan sebagai doa dalam setiap sendokan nasi.
Selain centong, banyak pula yang menjual panganan khas daerah setempat, seperti tiram dan kue manju. Kue manju dengan cetakan berbentuk daun ini dijual dengan beragam isian, mulai dari kacang merah, green tea, hingga keju.
Ada pula varian kue manju yang digoreng dengan tepung. Rasa yang manis dan baru keluar dari penggorengan, cocok dimakan ketika angin dingin menerpa di kawasan Miyajima.
Harga yang ditawarkan beragam untuk 1 buah manju. Ada yang menjual dari 90 yen hingga 100 yen. Sedangkan manju goreng dijual dengan harga mencapai 130 yen.
Advertisement