Liputan6.com, Jakarta - Unicorn mendadak menjadi topik hangat perbincangan masyarakat Indonesia setelah debat capres berlangsung pada Minggu malam (17/2/2019).
Bagaimana tidak, saat sesi bertanya, Joko Widodo (Jokowi) melemparkan pertanyaan kepada Prabowo Subianto perihal strategi meningkatkan startup unicorn di Indonesia saat menjadi presiden terpilih.
Baca Juga
Advertisement
Usai Jokowi menanyakan hal itu, Prabowo justru tampak kurang memahami apa yang dimaksud dengan unicorn.
"Unicorn, apa yang dimaksud unicorn?" tanya balik Prabowo. "Apa itu unicorn, yang online-online itu?"
Mendadak sontak, warganet merasa terkejut saat calon presiden nomor 2 itu tidak mengetahui apa itu unicorn.
Untuk diketahui, unicorn adalah istilah yang berhubungan dalam industri startup atau perusahaan rintisan.
Unicorn dikaitkan ke startup yang valuasinya sudah menyentuh angka US$ 1 miliar hingga US$ 10 miliar.
Nah, agar kamu juga tidak tersesat dengan apa itu yang dimaksud unicorn, berikut sederet fakta soal startup unicorn yang ada di Indonesia.
Indonesia Ditargetkan Punya 5 Unicorn
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, mendorong para pelaku startup terus mengembangkan diri, hingga berstatus unicorn. Ia meyakini Indonesia akan memiliki lebih banyak unicorn ke depannya.
Dikutip dari situs web Kemkominfo, Senin (30/4/2018), Rudiantara memperkirakan Indonesia akan memiliki lebih dari lima unicorn pada 2020. Unicorn merupakan sebutan bagi startup yang telah memiliki valuasi di atas US$ 1 miliar.
"Kita sekarang sudah punya 4, saya percaya akan lebih dari 5 unicorn nanti pada tahun 2020. Karena sekarang ekosistem dari semuanya lebih kondusif untuk membentuk unicorn," jelas Rudiantara.
Advertisement
Berdayakan Akselerator
Untuk bisa mencapai misi menjadikan Indonesia sebagai negara dengan 5 startup unicorn, pemerintah juga memberdayakan akselerator dengan mendukung dan memfasilitasi startup melalui program Gerakan Nasional 1000 Startup dan program NextIcorn.
"Dalam konteks digital, Kemkominfo mencoba tidak berbeda dengan GK- PnP. Kita punya program 1000 Startup yang memfasilitasi itu semua. Untuk menjadi Unicorn-nya, pemerintah juga fasilitasi. Kita sebut programnya NextIcorn," paparnya.
Rudiantara pun mendorong GK – Plug and Play Indonesia untuk mengembangkan programnya hingga ke luar Pulau Jawa.
"Suatu saat saya harap GK Plug and Play tidak hanya fokus ke pengembangan startup di Jawa. Main ke wilayah Timur, karena pada 2019, infrastruktur bukan lagi jadi isu," ujarnya.
Jokowi Ingin Indonesia Punya Unicorn Baru
Ambisi Indonesia untuk memiliki lebih banyak unicorn juga sempat disampaikan oleh Jokowi beberapa waktu lalu.
"Sekarang kita sudah punya empat unicorn, tapi saya ingin lebih dari itu,” tutur Jokowi.
Pemerintah, kata Jokowi, akan memberikan dukungan kepada startup lokal untuk dapat terus tumbuh atau jika ingin melalukan ekspansi ke luar negeri. Namun, tetap diperlukan dukungan dari berbagai pihak lain, termasuk investor.
Lebih lanjut, Jokowi juga memuji semangat anak muda yang menurutnya tampak lihai dalam berbisnis atau mendirikan startup. Namun, tidak hanya sekadar mendirikan usaha, ia berharap startup-startup lokal dapat meraih sukses.
“Pemerintah juga memberikan dukungan dengan kebijakan, sehingga mereka bisa terdorong untuk segera benar-benar masuk ke sektor riil,” jelas Jokowi.
Advertisement
Menkominfo Ajak Konglomerat Tanah Air
Berbagai cara pun sudah dilakukan Menkominfo untuk berambisi mencetak startup unicorn baru, seperti membawa startup andalan Tanah Air ke Silicon Valley untuk "digembleng", hingga memboyong mereka untuk mendekati investor.
Terbaru, Kemkominfo dikabarkan akan menggalang dana modal ventura berbasis teknologi yang akan dikumpulkan dari kalangan konglomerat dan pengusaha papan atas di Indonesia.
Nantinya, rencana tersebut akan dieksekusi selama enam bulan ke depan untuk startup lokal.
“Kami dan investor dari investor di Indonesia harus memasuki pasar teknologi,” kata Menkominfo Rudiantara dalam pernyataannya sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (10/7/2018).
Pria yang karib disapa Chief RA ini berkata, rencana urunan dana dari konglomerat tersebut sekarang masih dalam tahap pembahasan strukturisasi dengan regulator keuangan negara, yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Iklim Startup di Indonesia Cukup Kondusif
Sekadar informasi, iklim startup di Indonesia saat ini dinilai cukup kondusif dan bisa memikat investor untuk menyuntikkan modalnya.
Investor tertarik dengan salah satu faktor di mana demografis kalangan milenial di Indonesia gemar berbelanja online.
Untuk sekarang, baru ada empat startup yang menyandang gelar unicorn, mulai dari Go-Jek, Bukalapak, Tokopedia, hingga Traveloka.
(Jek/Ysl)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement