Prabowo Sebut Brasil Kalahkan Indonesia soal Biodiesel, Faktanya?

Prabowo menyebut Brasil kalahkan Indonesia soal biodiesel. Cek faktanya.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 18 Feb 2019, 13:36 WIB
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto memberi paparannya dalam debat kedua Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). Debat dipimpin oleh Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Capres nomor 02 Prabowo Subianto memberikan klaim bahwa pemakaian biodiesel di Brasil sudah B90. Ini ia sebut ketika menyindir pemakaian biodiesel Pemerintahan Jokowi.

Pasalnya, pemerintahan Jokowi baru mewajibkan campuran biodiesel sebesar 20 persen atau B20. Berikut ucapan lengkap Prabowo:

"Benar kita sudah ke arah B20. Tetapi, Brasil bisa sampai B90 dan sebagainya," ujar Prabowo, Minggu malam (18/2/2019) di Hotel Sultan, Jakarta.

Menurut penelusuran Liputan6.com, Prabowo tampak mencampurkan biodiesel yang bersifat mandatory (wajib) dan voluntary (sukarela).

Mandatory biodiesel di Brasil tidak menyentuh B90, dan tidak pula B20, melainkan di kisaran B10. Mengutip Biodiesel Magazine, mandatory biodiesel Brasil hanyalah 8 sampai 10 persen. Data itu berdasarkan laporan Kementerian Pertambangan dan Energi Brasil per 1 Maret 2018.

Lantas bagaimana saat ini? Menurut situs analis pertanian Progressive Farmer, target pemerintah Brasil pada sopir truk hanya mandatory 11 persen alias B11. Sekali lagi, itu lebih rendah dari Indonesia yang sudah B20.

"Brasil akan memulai mandatory kebijakan baru pencampuran biodiesel agar menambah pencampuran biodiesel sebanyak 1 persen per tahun sampai kami mencapai B15," jelas Andre Nassar, chief executive Asosiasi Minyak Sayur Brasil seperti dikutip Progressive Farmer.

Masih menurut sumber yang sama, pemerintah Brasil memang memiliki program B100, hanya saja program ini tidak apple-to-apple dengan program B20 atau B15 yang bersifat mandatory, sebab program B100 tidak dijual di pom bensin umum dan butuh pengantaran khusus langsung ke angkutan tertentu.

Perihal mandatory, Indonesia tengah berusaha memajukan persentase biodiesel menjadi 30 persen sejak tahun lalu. B30 pun sudah masuk tahap pegujian per November 2018.


Program B20 Diprediksi Tekan Impor Solar 6 Juta KL di 2019

Peluncuran perluasan penerapan Biodiesel 20 persen (Foto:Liputan6.com/Ilyas I)

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan bahwa kebijakan pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) berupa biodiesel sebesar 20 persen atau B20 ke dalam Bahan Bakar Minyak ( BBM) memberikan dampak positif terhadap impor Solar. Dia memprediksi, penggunaan B20 mampu memangkas impor solar sebesar 6 juta Kiloliter (Kl).

"2019 itu diperkirakan fame itu akan kira kira 6 juta Kl. Berarti impor solarnya akan berkurang segitu. Iya dong ya, berarti itu 20 persen dari total solarnya," ujar Menko Darmin saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (17/1/2019).

Menko Darmin melanjutkan, penyaluran B20 hingga saat ini sudah cukup baik atau mencapai 90 persen. Angka ini akan terus dimaksimalkan hingga mencapai 100 persen dengan menambah sejumlah pusat pencapuran atau floating storage di titik-titik tertentu.

"B20 ya perkembangannya sudah mulai lumayan baik sudah di atas 90 persen realisasinya dan kita sedang menambahkan ada floating storage dua di Balikpapan mudah-mudahan dengan itu akan makin dekat ke 100 persen. Masih ada satu lagi sih tapi masih perlu waktu. Iya Tuban," jelas Menko Darmin.

Permasalahan saat ini, kata Menko Darmin adalah penyaluran ke daerah-daerah tertentu yang membutuhkan treatment atau perlakuan khusus. Salah satunya Tuban, di mana lautnya harus dibersihkan terlebih dahulu dari ranjau laut.

"Saya kira masih ada satu lagi yang kita Tuban belum selesai karena itu lautnya mesti dibersihkan urusan ranjau laut. Sudah enggak karu-karuan pokoknya ya gitu-gituan dulu. Apalagi musim juga belum bagus kan musim gini pasti ombaknya terlalu gede kita akan undang TNI, perhubungan, pemda," jelasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya