5 Transfer Musim Dingin Terburuk di Liga Inggris

Mendatangkan pemain baru di bulan Januari seperti perjudian bagi klub-klub Liga Inggris.

oleh Ario Yosia diperbarui 18 Feb 2019, 19:25 WIB
Gonzalo Higuain memeluk pelatih Gennaro Gattuso usai mencetak gol ke gawang SPAL pada lanjutan Liga Italia di stadion San Siro (29/12). Gol ini ia mempersembahkan untuk Gattuso yang sudah menanti golnya sejak 28 Oktober lalu. (AP Photo/Antonio Calanni)

Jakarta - Jendela transfer musim dingin (tengah musim) sudah berakhir di Liga Inggris. Dalam periode satu bulan selama Januari, klub-klub mulai mencari pemain yang bisa membuat tim mereka lebih kuat.

Namun, tidak mudah mencari pemain berkualitas di pertengahan musim, terutama di Liga Inggris.

Setiap tim pasti enggan melepas pemain terbaiknya di bursa transfer Januari. Oleh karena itu, dibutuhkan biaya transfer yang sangat besar untuk menembus pemain pada tahap sekarang ini.

Beberapa pemain yang didatangkan pada bulan Januari bisa berubah menjadi pembelian jitu. Namun, tidak sedikit pula yang berakhir dengan petaka.

Berikut ini lima transfer Januari terburuk di Liga Inggris seperti dilansir Sportskeeda.


Jan Kromkamp

Jan Kromkamp (AP)

Dalam beberapa tahun terakhir, Liverpool sudah menegaskan dirinya sebagai salah satu klub elite Eropa yang melakukan transfer cerdik. Mereka merekrut pemain-pemain seperti Mohamed Salah, Sadio Mane dan Roberto Firmino masing-masing dengan biaya di bawah 40 juta pounds dan mendapat keuntungan lebih dari 150 juta pounds dari penjualan Luis Suarez dan Philippe Coutinho .

Tetapi di tahun 2000-an, bisnis transfer mereka benar-benar berantakan. Jan Kromkamp bergabung dengan Liverpool dari Villarreal pada tahun 2006. Kromkamp hanya menjadi starter enam kali di La Liga sebelum bergabung dengan Liverpool.

Manajer Liverpool saat itu Rafael Benitez mengambil risiko dari transfer Kromkamp karena sang pemain tidak bisa memberikan kontribusi apa pun kepada The Reds. Dia pindah ke PSV pada musim panas setelah hanya menjadi starter enam kali untuk Liverpool.


Wilfried Bony

Wilfried Bony (AFP/Steve Parkin)

Wilfried Bony bergabung dengan Manchester City pada 2015 dengan biaya 28 juta pounds dari Swansea, dan itu terbukti menjadi pembelian yang sia-sia untuk klub Manchester. Pada musim panas, City sudah merekrut Raheem Sterling dan Kevin De Bruyne yang kemudian menjadi aset yang tak ternilai bagi proyek Josep Guardiola. Transfer Bony pada Januari tidak memberikan hasil.

Setelah mencetak 34 gol selama satu setengah di Swansea City, pemain Pantai Gading itu adalah salah satu striker Eropa yang paling diminati dan City mampu merekrutnya. Dia diboyong sebagai pelapis Sergio Aguero dan tidak ada yang mengharapkan hal besar darinya di City.

Karier Bony di Manchester tidak pernah lepas landas karena Manuel Pellegrini, manajer City saat itu, hanya memberinya starter dua kali. Pellegrini jarang memainkan Bony setelah ia kembali dari Piala Afrika pada Februari 2015. Bony akhirnya meninggalkan City pada 2017 untuk mengakhiri karier pahitnya di Manchester.


Benni McCarthy

Benni McCarthy (AFP/Paul Ellis)

Benni McCarthy bergabung dengan West Ham pada Januari 2010 dan pada saat itu, The Hammers sedang berjuang di zona degradasi dan hanya memenangkan empat pertandingan sepanjang musim. Mereka memutuskan untuk mengontrak McCarthy yang sudah berusia 32 tahun dan mengalami penurunan untuk menyelamatkan musim mereka.

Tidak mengejutkan kalau itu tidak berhasil dan McCarthy menjadi pemain yang terlupakan di West Ham. Dia bahkan mendapat denda karena tidak bisa menurunkan berat badannya. Bahkan, McCarthy dibayar 1,5 juta pounds oleh West Ham untuk mengakhiri kontraknya sebelum akhir musim di Upton Park.

Mimpi buruk McCarthy tidak berakhir di sana karena Wakil Ketua Karren Brady kemudian menggambarkan McCarthy sebagai pemain yang lebih berdedikasi untuk mengisi perutnya daripada mencetak gol dan hal itu didukung oleh statistiknya di klub. Dalam 11 penampilannya untuk West Ham, ia tidak mampu mencetak satu gol pun dan West Ham tidak berhasil meraih kemenangan saat ia bermain.


Fernando Torres

Fernando Torres (AFP//Ben Stansall)

Bursa transfer Januari tahun 2011 adalah salah satu bursa transfer yang cukup terkenal. Fernando Torres bergabung dengan Chelsea dari Liverpool setelah The Blues tergoda oleh torehan golnya untuk The Reds. Torres berusia 26 tahun ketika bergabung dengan Chelsea dan dia punya riwayat dengan cedera.

Namun, salah satu striker terbaik di Premier League itu membutuhkan waktu 732 menit untuk mencetak gol pertamanya bagi Chelsea. Torres gagal mencetak dua digit gol di Premier League selama dua musim berikutnya.

Torres tidak pernah menemukan ketajaman seperti saat bermain di Liverpool dan pada akhirnya dilepas oleh Chelsea.


Andy Carroll

Andy Carroll (AP Photo / Alastair Grant)

Liverpool memutuskan untuk menggantikan Fernando Torres dengan Andy Carroll pada bulan yang sama, dan itu juga termasuk transfer yang aneh. Mereka mengeluarkan 36 juta pounds untuk Carroll dan sang striker kemudian langsung menjadi pemain Inggris termahal saat itu.

Carroll tidak mampu membuktikan bahwa ia pantas ditebus dengan harga sangat mahal di Liverpool. Dia hanya mencetak 6 gol dalam 44 pertandingan untuk Liverpool dan mengakhiri kariernya di Anfield dengan bergabung dengan West Ham.

Sumber: Bola.net

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya