Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada awal pekan ini. Penguatan IHSG terjadi di tengah aksi jual investor asing dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai 14.107.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (18/2/2019), IHSG melonjak 108,73 poin atau 1,7 persen ke posisi 6.497,81. Indeks saham LQ45 naik 2,3 persen ke posisi 1.017,81. Sebagian besar indeks saham acuan menguat.
Sebanyak 264 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 148 saham melemah dan 118 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.501,02 dan terendah 6.425,91.
Baca Juga
Advertisement
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 425.185 kali dengan volume perdagangan saham 12,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,2 triliun. Investor asing jual saham mencapai Rp 95,10 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.107.
10 sektor saham kompak menghijau. Sektor saham aneka industri menanjak 2,93 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur naik 2,46 persen dan sektor saham barang konsumsi naik 2,07 persen.
Saham Pencetak Untung dan Lesu
Saham-saham yang cetak top gainers antara lain saham ALDO naik 24,31 persen ke posisi 2.020 per saham, saham KONI melonjak 22,11 persen ke posisi 486 per saham, dan saham FREN meroket 12,88 persen ke posisi 298 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham INCF susut 19,47 persen ke posisi 306 per saham, saham PANI melemah 19,26 persen ke posisi 109 per saham, dan saham LPLI terpangkas 12,24 persen ke posisi 129 per saham.
Bursa saham Asia pun kompak menanjak. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,6 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menanjak 0,67 persen, indeks saham Jepang Nikkei melonjak 1,82 persen.
Sementara itu, indeks saham Thailand menguat 0,06 persen, indeks saham Shanghai mendaki 2,68 persen, dan bukukan penguatan terbesar, serta indeks saham Taiwan naik 0,80 persen.
Kepala Riset PT Samuel International, Harry Su menuturkan, penguatan IHSG didorong bursa saham regional.
"Regional semua naik. Indeks saham Hang Seng dan Nikkei lebih kencang dari IHSG. Ytd, IHSG nomor 7 di regional untuk performance indeksnya,masih kalah dengan yang lain," tutur dia.
Ia menambahkan, bursa Asia menguat dipicu bursa saham Amerika Serikat (AS) yang menguat. Hal ini karena bank sentral AS atau the Federal Reserve hanya akan menaikkan suku bunga sebanyak satu kali pada 2019. "Antara 0-satu kali pada 2019," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement