Liputan6.com, Pekanbaru- Belasan Gajah Sumatera memakan puluhan batang kelapa hybrida milik warga bernama Mangido Nababan di Jalan Maharani, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Pria 59 tahun ini tak bisa berbuat dan hanya pasrah melihat tanamannya porak-poranda oleh satwa berbelalai dan berbadan bongsor itu.
Mangido dihubungi wartawan pada menjelaskan, kedatangan satwa bernama latin Elephas Maximus Sumatrensis itu dikabarkan penjaga kebunnnya, Nono. Kala itu, dia sedang tidur dan terbangun oleh dering telepon selulernya.
''Pak Nababan cepat ke kebun, tanaman bapak habis dimakan gajah,'' kata Mangido menirukan perkataan Nono di ujung telepon, Senin (18/2/2019) petang.
Baca Juga
Advertisement
Mangido memang tak bergegas ke kebun karena sadar takkan bisa mengusir belasan gajah itu. Dia baru ke kebunya pukul 9.00 WIB, lalu mendatangi Nono untuk mencari tahu kronologis masuknya gajah itu ke kebun.
Saat gajah datang, Nono engah tidur di pondok. Patahan demi patahan pelepah kelapa dan bunyi ringsek pohon membangunkannya lalu mengintip ke luar yang masih gelap.
"Nono ini tak berani keluar, dia hanya melihat dari kejauhan karena takut menjadi sasaran," cerita Mangido.
Pengakuan Nono, gajah itu berjumlah 13 ekor dan terdiri dari berbagai ukuran, mulai dari besar hingga kecil. Gajah itu bergerak meninggalkan kebun beberapa jam kemudian karena sudah kenyang.
"Barulah Nono ini keluar paginya untuk melihat, ternyata puluhan kelapa sudah tumbang," kata Mangido.
Bukan Pertama Kali
Mangido menyebutkan, bukan kali ini saja kawanan gajah datang ke kebunnya. Hampir tiap tahun sejak tahun 2017, kawanan itu menghampiri kebun kepala dan memakan isinya.
"Kalau kebun sebelah untuk tahun ini saja sudah lima kali gajah datang ke sana," jelasnya.
Mangido menyebut, kedatangan pertama kali terjadi pada 31 juli 2017. Kala itu gajah liar merusakan sekitar 90 batang sawitnya. Selanjutnya pada 10 Agustus 2018, di mana ada 40 batang kelapa dirusak.
''Ada juga tanaman pisang yang dimakan dan tanaman lainnya selain kelapa hybrida," sebut Mangido.
Mangido sadar bahwa kebunnya saat ini merupakan perlintasan gajah. Diapun berharap ada solusi dari pihak terkait agar masalah ini tidak terulang tiap tahunnya.
"Harapannya gajah ini dipindah, kalau tidak bisa tak makan saya dan keluarga,'' ucapnya.
Advertisement