Tak Terima Disebut Anti-Yahudi, Polandia Batal Ikut KTT di Israel

Polandia menarik diri dari KTT Visegrad karena merasa tak terima atas pernyataan dua pejabat tinggi Israel yang menuduhnya anti-Yahudi.

oleh Siti Khotimah diperbarui 19 Feb 2019, 12:35 WIB
Perdana Menteri Polandia (AFP Photo)

Liputan6.com, Tel Aviv - Pertemuan puncak para pemimpin Eropa Tengah bernama KTT Visegrad batal digelar, setelah Polandia menarik diri pada Senin 18 Februari 2019. Warsawa merasa tak terima atas pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Yisrael Katz yang dinilai rasis dan tidak pantas.

Dalam KTT Timur Tengah di Warsawa, Netanyahu menuduh Polandia bekerja sama dengan Nazi selama tragedi Holocaust yang mengorbankan banyak kaum Yahudi, sebagaimana dikutip dari situs berita Inggris The Independent pada Selasa (19/2/2019).

Pada kesempatan berbeda, Yisrael Katz menuding Polandia "mengisap anti-Semitisme dalam air susu ibu mereka."

Dalam kesempatan itu, Katz terlihat berusaha menekankan kekejaman yang menimpa orang-orang Yahudi di Polandia selama Perang Dunia II, sebagaimana diklaim oleh Israel selama ini.

Pernyatan dua pejabat tinggi Israel sontak mengundang kemarahan Warsawa. Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki mengumumkan pengunduran dirinya dari KTT Visegrad yang dijadwalkan dilaksanakan di Israel. Menurutnya, hal itu dilakukan demi menjaga kehormatan Polandia dan kebenaran sejarah.

Sedangkan menurut Tomasz Lis, editor Newsweek Polandia dan seorang kritikus pemerintah, Morawiecki melakukan itu karena "harus memikirkan pemilih sayap kanan dan anti-semitis" dalam pemilihan umum tahun ini.

Pertemuan pemimpin Hungaria, Republik Ceko, Polandia, dan Slovakia yang dikenal sebagai Visegrad (V4) dengan Israel yang sebenarnya akan digelar dua hari, serta merta dibatalkan pasca pengumuman Morawiecki.

 

Simak pula video pilihan berikut:


Israel Tidak Menyesal

PM Israel Benjamin Netanyahu memberi sambutan saat peresmian Kedubes Guatemala di Yerusalem, Rabu (16/5). Netanyahu menyebut peresmian tersebut adalah tepat karena Guatemala menjadi negara kedua yang mengakui Israel pada 1948. (Ronen Zvulun/Pool via AP)

Netanyahu mengatakan kesalahannya dalam berucap. Ia merevisi pernyataan bahwa tidak seluruh orang Polandia berbuat buruk kepada umat Yahudi. hanya oknum tertentu yang bekerja sama dengan Nazi.

Sedangkan Katz mengulang pernyataannya pada Senin 18 Februari 2019, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

"Kebenaran historis tidak dapat diubah. Banyak orang Polandia berkolaborasi dengan Nazi dan mengambil bagian dalam penghancuran orang-orang Yahudi selama Holocaust. ... Anti-Semitisme adalah bawaan orang Polandia sebelum Holocaust, selama dan setelah itu." kata katz.

Dalam sebuah tulisan di Twitter, Duta Besar Polandia untuk Israel, Israel Marek Magierowski juga mengekspresikan kemarahannya.

"Sangat mencengangkan bagaimana menteri luar negeri Israel yang baru diangkat membuat pernyataan yang memalukan dan rasis. Sama sekali tidak dapat diterima," tulisnya dalam akun pribadi.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya