Liputan6.com, Jakarta - PT Bali Bintang Sejahtera, badan usaha yang membawahi klub sepak bola Bali United akan melepas saham ke publik atau initial public offering (IPO) sekitar 33,3 persen pada 2019.
Perseroan dikabarkan telah menunjuk PT Kresna Sekuritas dan PT Buana Capital Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek IPO Bali United.
Saat ditanya mengenai hal tersebut, Direktur Utama PT Kresna Sekuritas, Oktavianus Budiyanto membenarkan hal tersebut. Pihaknya bahkan telah memberikan dokumen proses IPO ke regulator pada Jumat pekan lalu. Dalam proses IPO ini, perseroan memakai laporan keuangan Desember 2018.
"Iya, mereka lepas 33,33 persen saham. Jumat sudah submit dokumen ke regulator," ujar Oktavianus saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (19/2/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dana IPO tersebut akan digunakan investasi dan modal kerja. Rencananya paparan publik akan disampaikan pada pekan depan.
Ia menuturkan, Bali United siap untuk IPO mengingat industri punya prospek bagus ke depan. Ini dilihat dari jumlah dan fanatisme penonton sepak bola. Bila Bali United mencatatkan saham di BEI, ini akan menjadi klub sepak bola pertama yang lepas saham ke publik di Indonesia.
"Kalau tidak salah ini malah kedua di Asia setelah klub di China eventgarde milik taipan Alibaba,” kata dia.
BEI: Bali United Berniat Lepas Saham ke Publik
Sebelumnya, manajemen PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan, klub sepak bola Bali United berniat menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO).
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setya menuturkan, Bali United sudah sampaikan rencana IPO secara lisan. Sementara itu, Persija belum menemui pihaknya untuk sampaikan rencana mencatatkan saham di BEI.
"Persija belum ke IDX. Bali United sudah menyampaikan rencana secara lisan, namun belum sampaikan dokumen," ujar Nyoman, seperti dikutip dari laman Antara, Senin 11 Februari 2019.
Terkait rencana IPO Bali United, Nyoman mengatakan, pembicaraan dengan BEI lebih banyak terkait syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat masuk ke bursa saham.
"Skema belum dibahas. Mereka lebih banyak mendiskusikan pemenuhan persyaratan," tutur Nyoman.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement