Di Depan Pengusaha, Sri Mulyani Pamer Penerimaan Negara Capai 102,5 Persen

Sri Mulyani menuturkan,saat ini semua pihak mulai berpikir apa yang harus dilakukan untuk buat ekonomi kuat, sehat, stabil, adil dan berkelanjutan.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Feb 2019, 15:17 WIB
Menkeu Sri Mulyani (kanan) dan Managing Director IMF Christine Lagarde saat menjadi pembicara dalam pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali, Selasa (9/10). Pertemuan bertema 'Empowering Women In The Workplace'. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengundang sejumlah pengusaha dalam rangka melakukan dialog terkait kondisi ekonomi terkini.

Dalam kesempatan tersebut, dia juga menyampaikan pencapaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.

Salah satu yang menjadi sorotan Sri Mulyani adalah penerimaan negara yang mencatatkan kinerja cukup baik yaitu sekitar 102,5 persen. Menurut dia, saat diguncang berbagai kondisi tahun lalu, angka ini merupakan prestasi. 

"APBN 2018 kami bisa tutup baik itu kombinasi antara prestasi dan blessing. Kami ingin, dalam kesempatan ini menyampaikan rasa terima kasih kami, karena memang 2018 kami tutup penerimaan negara 102,5 persen dari target," ujar dia di Kantor Pusat Pajak, Jakarta, Selasa (19/2/2019).

Sri Mulyani menjelaskan, pencapaian ini bukan tanpa kerja keras. Ada beberapa faktor yang menyebabkan penerimaan negara positif dan melewati target. Di antaranya adalah kenaikan harga minyak dunia dan pelemahan rupiah. 

"Itu kombinasi harga minyak, kurs, suku bunga, ketaatan Bapak/Ibu sekalian rela atau tidak rela, saya harap rela bayar pajak. Meski pajak belum capai target, bea cukai di atas 100 persen. Dan penerimaan negara bukan pajak naik signifikan. Ini sebabkan penerimaan negara kita cukup kuat," ujar dia.

Tidak hanya penerimaan yang menunjukkan kinerja cukup baik, pemerintah juga membelanjakan anggaran pada sektor-sektor yang berdampak langsung pada masyarakat. Kemenkeu mencatat belanja mencapai 99 persen di 2018.

"Tahun 2018 belanja sama kuatnya, 99 persen tercapai. Itu prestasi. Mulai pendidikan, kesehatan, sampai belanja modal, transfer daerah, itu semua uang yang gerakkan lebih dari Rp 2.200 triliun," kata Sri Mulyani.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, ke depan pemerintah akan terus menciptakan APBN yang sehat dan kredibel. Tentunya hal ini tak dapat dilakukan sendiri tanpa bantuan masyarakat dan dunia usaha. 

"Saya tahu ini hasil kerja kita semua. Maka saya ingin sampaikan, supaya mereka nggak merasa 'tiap diundang ini si Ibu mau minta apalagi'. Saya ingin menyampaikan juga dalam suasana tahun baru, termasuk gong xi fa cai untuk semuanya" ujar dia.

"Kurang dari dua tahun saya di Indonesia kita membuat APBN sehat dan stabil. Sekarang karena sudah suasana sehat dan stabil, kita mulai berpikir apa yang harus dilakukan untuk buat ekonomi kuat, sehat, stabil, berkelanjutan, berkeadilan. Ini pekerjaan bersama," ia menambahkan.

 

Reporter: Anggun P.Situmorang

Sumber: Merdeka.com

 


Strategi DJP Capai Target Penerimaan Pajak 2019

Ilustrasi Foto Pajak (iStockphoto)

Sebelumnya, Direktur Jenderal Pajak (Ditjen Pajak) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Robert Pakpahan mengatakan, pemerintah menargetkan penerimaan pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 sebesar Rp 1.577,6 triliun. 

Kata dia, target tersebut meningkat sebesar 20,1 persen dari realisasi penerimaan pajak pada 2018.

Kendati begitu, target penerimaan pajak pada 2019, menurut dia, cukup menantang untuk dicapai melihat beberapa sentimen ekonomi global yang tengah terjadi.

"Target penerimaan pajak tahun ini cukup menantang mengingat pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,3 persen dan inflasi 3,5 persen, tetapi tentu kami upayakan yang terbaik," imbuhnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat 25 Januari 2019.

Dia menambahkan, ditjen pajak telah mengupayakan perbaikan-perbaikan khusus guna mencapai target penerimaan pajak 2019 tersebut. Itu antara lain seperti peningkatan mutu manajemen sehingga objek pajak yang diawasi tepat sasaran.

"Kami kerjakan mulai dari pelayanan, itu akan terus kita tingkatkan di dalam edukasi penyuluhan perpajakan," ujarnya.

Tak hanya itu, beberapa lembaga telah ditjen pajak gandeng untuk meningkatkan pengawasan seperti Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) serta Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) hingga yang terbaru pada hari ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). 

"Kita kerja sama dengan beberapa pihak untuk bantu dalam pelaksanaan transparansi," kata dia.

Adapun sebagai informasi saja, sepanjang 2018, Ditjen Pajak mengumpulkan penerimaan pajaksebanyak Rp 1.315,93 triliun. Angka itu masih belum memenuhi target dalam APBN 2018 yakni mencapai 92,41 persen dari target sebesar Rp 1.424 triliun.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya