Teken KBH Blok Maratua, Pertamina Siap Lakukan Eksplorasi di Timur Indonesia

Pertamina siap melakukkan eksplorasi di timur Indonesia.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 20 Feb 2019, 10:00 WIB
Pertamina prediksi kenaikan penyaluran avtur sekitar empat persen pada musim haji 2018 (Foto:Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi bersama Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) teken Kontrak Kerjasama Bagi Hasil (KBH) atas Wilayah Kerja (WK) Migas Maratua yang berlokasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur.

Penandatanganan dilakukan oleh Kepala SKK Migas, Dwi Sutjipto dan Direktur Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE), Meidawati dan disaksikan oleh Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar, Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan Samsu pada Senin, 18 Februari 2019 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta.

Wilayah Kerja Maratua memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan, dan dapat berkontribusi untuk menambah produksi migas Pertamina.

Skema pengelolaan sama dengan wilayah kerja lain yakni Sistem Gross Split, dengan total investasi sebesar USD 7,75 juta yang meliputi Komitmen Kerja Pasti dan Signature Bonus.

Pengelolaan Blok Eksplorasi ini mendukung komitmen Pertamina dalam kegiatan eksplorasi di Indonesia. Pada 2018, Pertamina sangat aktif melaksanakan kegiatan eksplorasi seperti misalnya melakukan joint study serta melakukan kegiatan pengeboran.

Komitmen Kerja Pasti Pertamina di Wilayah Kerja Maratua berupa studi geologi & geofisika (G&G) dan Seismik 3D sejauh 500 km2.

“Blok Maratua kedepan akan dioperasikan oleh PT Pertamina Hulu Energi Lepas Pantai Bunyu, program pengelolaan blok ini telah kami siapkan dalam jangka panjang untuk menjaga kesinambungan pasokan gas untuk kebutuhan domestik Indonesia”, Ujar Meidawati, Direktur Utama PHE.

Berdasarkan data, saat ini Blok Maratua adalah wilayah kerja migas seluas 7.835,07 kilometer persegi yang terletak di Cekungan Tarakan.

Area Kalimantan Utara (Kaltara) yang merupakan lokasi Cekungan Tarakan memiliki kumulatif produksi yang potensial.

Di sekitar wilayah tersebut, Pertamina juga memiliki 4 wilayah kerja aktif di area Kaltara yaitu Pertamina EP Aset 5 di Bunyu, PHE Nunukan Company, JOB Pertamina – Medco EP Simenggaris, dan PHE East Ambalat.

Berdasarkan potensi yang dimiliki cekungan Tarakan di area Kaltara serta potensi bisnis terintegrasi dengan kilang Methanol, PLN, Jargas Kota Tarakan dan Bunyu serta pengembangan kawasan industri lain di Kaltara maka penambahan wilayah kerja di area Kaltara melalui Wilayah Kerja Maratua akan berpotensi menambah cadangan dan produksi serta memperkuat eksistensi Pertamina di Kaltara.


Efisiensi Bisnis, Pertamina Gandeng Pelindo

Mesin pengisian ulang bahan bakar minyak di salah satu SPBU, Jakarta, Selasa (15/3). Pertamina menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) umum Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, dan Pertalite Rp 200 per liter. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 PT Pertamina (Persero) dan PT Pelabuhan Indonesia atau Pelindo I hingga IV sepakat menjalin kerja sama bisnis dalam kerangka sinergi BUMN yang lebih kokoh.

Dengan kerja sama ini, Pertamina dapat mengoptimalkan dan mendayagunakan aset pelabuhan Pelindo I-IV untuk pendistribusian energi.

Kesepakatan kerja sama bisnis tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dengan Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana, Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya, Direktur Utama Pelindo III Doso Agung, dan Direktur Utama Pelindo IV Farid Padang.

Penandatanganan tersebut di teken bersama oleh masing-masing Direktur Utama Perseroan dan disaksikan langsung oleh Menteri BUMN Rini Soemarno di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin, 18 Februari 2019. 

Rini mengatakan, proses bisnis Pertamina dan Pelindo sejatinya memang saling beririsan. Pertamina dan Pelindo memiliki sumber daya, baik aset maupun unit kerja yang bisa disinergikan dan saling dimanfaatkan bersama.

Sehingga diharapkan pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dan menciptakan efisiensi yang signifikan bagi operasional Pertamina dan Pelindo.

Menurut Rini, terlaksananya sinergi bisnis antara Pertamina dengan Pelindo I, II, III dan IV ini dapat meningkatkan ketahanan energi Nasional.

Seperti diketahui, pelabuhan merupakan pintu gerbang bisnis dunia yang akan menggerakkan perekonomian nasional, dengan kerja sama ini, distribusi energi di seluruh penjuru negeri diharapkan dapat semakin efektif dan efisien.

"Selain itu, penggunaan aset lahan dan pelabuhan juga dapat meningkatkan daya saing usaha BUMN untuk menghadapi persaingan usaha yang semakin kompetitif dengan biaya operasional yang efisien," kata Rini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya