Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan tertekan pada perdagangan saham Rabu (20/2/2019). IHSG diprediksi melemah dengan level 6.480-6.521.
Analis PT Artha Sekuritas, Dennies Christopher Jordan menuturkan, IHSG akan melanjutkan pelemahan. Ini disebabkan pelaku pasar melakukan aksi ambil untung setelah terjadi penguatan pada intraday perdagangan.
"Oleh karena itu, saya memprediksi IHSG akan cenderung tertekan pada perdagangan saham Rabu. Secara teknikal candle membentuk pola shooting star yang memberikan sinyal tanda pelemahan akan terjadi," ujarnya di Jakarta, Rabu pekan ini.
Ia prediksi, IHSG terkoreksi pada level support dan resistance di 6.480-6.521.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, redanya optimistis pelaku pasar atas pembahasan dagang Amerika Serikat (AS)-China membawa sentimen negatif bagi bursa saham. Di sisi lain, pola bearish pin bar mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar lanjutan sehingga indeks berpeluang menuju ke area support.
"IHSG diperkirakan akan kembali ke zona merah pada kisaran 6.466-6.548," ujar Analis PT Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji.
Untuk rekomendasi saham hari ini, Dennies menyarankan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), dan PT Indika Energy Tbk (INDY).
Nafan merekomendasikan saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT Alam Sutera Reality Tbk (ASRI), serta PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Perdagangan Saham Kemarin
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bertahan di zona hijau. Aksi jual investor asing menekan laju IHSG.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (19/2/2019), IHSG melemah terbatas 3,14 poin atau 0,05 persen ke posisi 6.494,66. Padahal IHSG sempat berada di zona hijau sejak awal perdagangan saham.
Indeks saham LQ45 susut 0,38 persen ke posisi 1.013,95. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Sebanyak 187 saham melemah sehingga menekan IHSG. 226 saham menguat sehingga IHSG tak turun tajam. Selain itu, 117 saham diam di tempat.
Pada akhir perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.534 dan terendah 6.493,30. Total frekuensi perdagangan saham 430.460 kali dengan volume perdagangan 13,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,1 triliun.
Investor asing jual sahal saham Rp 277,42 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran Rp 14.102.
Sebagian besar sektor saham sama-sama menguat dan melemah. Sektor saham tambang naik 1,52 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Disusul sektor saham pertanian menanjak 0,58 persen dan sektor saham konstruksi mendaki 0,44 persen.
Sedangkan sektor saham industri dasar turun 1,09 persen, sektor saham aneka industri tergelincir 0,64 persen dan sektor saham manufaktur susut 0,44 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham BNII naik 24,81 persen ke posisi 322 per saham, saham GMFI menguat 8,55 persen ke posisi 254 per saham, dan saham MPPA mendaki 17,69 persen ke posisi 306 per saham.
Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham SIMA susut 25 persen ke posisi 300 per saham, saham NAGA merosot 11,45 persen ke posisi 294 per saham, dan saham KONI terpangkas 9,88 persen ke posisi 438 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,42 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi susut 0,24 persen, indeks saham Singapura melemah 0,19 persen. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei naik 0,10 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,05 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,07 persen.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement