5 Fakta Gempa Malang yang Guncangannya Terasa hingga Bali

Kabupaten Malang diguncang gempa bermagnitudo 5,9 pada Selasa dini hari. Pagi harinya Gunung Bromo mengalami erupsi. Apakah keduanya saling terkait?

oleh Maria Flora diperbarui 20 Feb 2019, 20:53 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa dan erupsi gunung merapi seakan menjadi keniscayaan atau hal mutlak yang terjadi di Indonesia. Bagaimana tidak, selain berada di tengah-tengah Ring of Fire atau Cincin Api Pasifik, Indonesia juga menjadi tempat pertemuan empat lempeng tektonik, yaitu Asia, Australia, Samudra Hindia, dan Pasifik.

Maka tak mengherankan jika hampir setiap hari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mendeteksi adanya sejumlah getaran yang terjadi di wilayah Tanah Air. Tercatat ada sekitar ratusan sesar aktif atau patahan yang terkandung dalam perut bumi pertiwi ini.

Dan belum lama ini, kekuatan gempa yang terbilang cukup besar mengguncang wilayah Malang, Jawa Tengah. Meski tak berpotensi tsunami, kuatnya getaran dirasakan ke beberapa daerah seperti Lumajang hingga Kuta dan Nusa Dua Bali.

Berikut sejumlah fakta terkait gempa Malang yang terjadi pada Selasa, 19 Februari 2019, pukul 02.30 WIB.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


1. Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,9

Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Berdasarkan info Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa yang menggoyang Malang berkekuatan magnitudo 5,9.

Dengan pusat gempa berada di laut pada kedalaman mencapai 10 kilometer, gempa dilaporkan tak berpotensi tsunami.

Sedangkan lokasi lindu dilaporkan berada di 159 kilometer arah Tenggara Kabupaten Malang, Jawa Timur atau di 9,68 Lintang Selatan, 112,79 Bujur Timur.

 


2. 7 Wilayah Terdampak Gempa

Gempa berkekuatan 5,2 SR guncang Malang, Jawa Timur pada Rabu, 8 Agustus 2018. (Ilustrasi: iStockphoto)

Meski diinfokan kekuatan lindu tak berptensi tsunami, getarannya dirasakan hingga ke tujuh wilayah di Indonesia.

Menurut BMKG getaran dengan kekuatan MMI III-VI dirasakan di Kabupaten Lumajang. Sementara, getaran dengan MMI III dirasakan di Karangkates, Blitar, Sawahan, dan Malang Jawa Timur.

Lewat lamam resminya, getaran gempa dengan MMI II sampai III juga dirasakan di Wilayah Kuta dan Nusa Dua, Bali.


3. Waktu yang Dirasakan Saat Gempa Terjadi

Ilustrasi gempa

Sementara itu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengungkap berapa waktu yang dirasakan ketujuh wilayah saat Malang digoyang gempa.

Di Kabupaten Malang, gempa dirasakan sedang selama 3-4 detik. Dirasakan kuat selama 4-5 detik di Kota Malang, dirasakan kuat selama 5 detik di Kabupaten Lumajang, dirasakan sedang selama 3-4 detik di Kabupaten Blitar.

Kemudian dirasakan sedang selama 3-4 detik di Kota Batu. 


4. Tidak Ada Korban Jiwa

Hari ini, Jumat, 30 Desember 2016, gempa guncang Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. (Ilustrasi Gempa: cdn.abclocal.go.com)

Dengan intensitas bervariasi dari kecil hingga besar yang dirasakan sejumlah wilayah di atas, Sutopo mengaku dirinya belum mendapat laporan dampak akibat gempa tersebut. Baik itu korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa.

"Sebagian masyarakat melakukan respons dengan keluar rumah saat merasakan guncangan gempa. Kondisi masyarakat normal dan beraktivitas seperti biasa," ujar dia.


5. Gempa Malang Dikaitkan Erupsi Gunung Bromo?

Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Kabupaten Malang diguncang gempa bermagnitudo 5,9 pada Selasa dini hari. Sedangkan pagi harinya Gunung Bromo mengalami erupsi. Apakah keduanya saling terkait?

"Kemungkinan tidak terkait langsung. Sejak kemarin Gunung Bromo sudah menunjukkan peningkatan aktvitas embusan," ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa kemarin.

Erupsi terjadi pada pukul 06.00 WIB, Selasa, 19 Februari 2019. Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 600 meter di atas puncak (± 2.929 m di atas permukaan laut).

Kolom abu, ujar Kasbani, terlihat warna putih hingga cokelat dengan intensitas tipis, sedang, hingga tebal condong ke timur laut.

"Emisi abu terus menerus dengan amplitudo gempa tremor menerus 0.5-1 mm dominan 1 mm," ujar Kasbani.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya