Menristekdikti: Jangan Cemaskan Serbuan Perguruan Tinggi Asing

Mohamad Nasir mengingatkan, mutu pendidikan menjadi tuntutan utama setiap perguruan tinggi jika tidak mau ditinggalkan masyarakat.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2019, 08:44 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Denpasar - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengingatkan perguruan tinggi di Tanah Air jangan sampai merasa "jago kandang" ketika tidak ada perguruan tinggi asing yang diajak bersaing.

"Jangan kita katakan serbuan perguruan tinggi asing, tetapi bagaimana Indonesia berkolaborasi dengan perguruan tinggi asing supaya perguruan tinggi Indonesia meningkat mutunya," kata Nasir dalam Rakerda LLDIKTI Wilayah VIII di Denpasar, Bali, Rabu (20/2/2019) malam.

Menurut dia, peningkatan mutu pendidikan menjadi tuntutan utama setiap perguruan tinggi, baik yang berstatus negeri maupun swasta, jika tidak mau ditinggalkan masyarakat.

Masuknya perguruan tinggi asing untuk berkolaborasi menurutnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kompetisi kampus-kampus di Indonesia karena kampus asing yang diperkenankan masuk harus memenuhi sejumlah persyaratan, seperti untuk prodi-prodi yang memang dibutuhkan dan mendapatkan izin dari Kemerintekdikti.

Di sisi lain, Nasir mengatakan dengan perbaikan sejumlah sistem dan infrastruktur yang dilakukan pemerintah, telah signifikan meningkatkan akrediasi perguruan tinggi yang mengantongi akreditasi A.

Kalau pada 2015 jumlah perguruan tinggi dengan akreditasi A sebanyak 26, hingga 2018 telah menjadi 85 kampus dengan akreditasi A. Dari jumlah tersebut, 36-nya kampus swasta dan 49 kampus negeri.

Sementara itu, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VIII Prof Dr I Nengah Dasi Astawa mengatakan, rakerda yang berlangsung selama tiga hari ke depan akan membahas tiga poin penting yakni terkait program studi baru, akreditasi perguruan tinggi, dan pembelajaran dalam jaringan.

"Tiga hal itu yang akan dibahas. Untuk membangun perguruan tinggi, kita harus lebih fleksibel untuk menghadapi tantangan. Dengan era digital ini, kami dorong perguruan tinggi untuk memanfaatkan semaksimal mungkin teknologi, termasuk dalam pembelajaran," ucap Prof Dasi seperti dikutip Antara.

Menurut dia, dengan mengadopsi sistem daring atau online akan menambah jangkauan pembelajaran karena bisa bergabung dengan beberapa perguruan tinggi lainnya untuk sejumlah mata kuliah umum.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Kolaborasi dan Sinergi

Sedangkan Gubernur Bali Wayan Koster menilai, perguruan tinggi memiliki peranan strategis untuk percepatan pembangunan.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah daerah jangan berjauhan dengan perguruan tinggi. Namun hendaknya bisa berkolaborasi dan bersinergi untuk mempercepat pembangunan.

"Kami membuka ruang kolaborasi dengan berbagai kampus, tidak hanya kampus di Bali saja untuk membantu pembangunan Bali ke depan," ucapnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya