NASA Temukan Bintang Paling Tua dan Dingin di Tata Surya

Bintang ini berbeda dengan bintang-bintang lain yang ada di Tata Surya. Ia diyakini sebagai bintang paling tua dan paling dingin yang pernah hidup.

oleh Jeko I. R. diperbarui 25 Feb 2019, 07:00 WIB
Bintang katai putih (white dwarf star) yang ada di Konstelasi Virgo bertindak seperti 'Death Star' dalam film Star Wars (Nature/Mark A. Garlick)

Liputan6.com, Jakarta - Astronom sukarelawan NASA baru saja menemukan sebuah bintang di luar angkasa.

Menariknya, bintang jenis White Dwarf (katai putih) ini berbeda dengan bintang-bintang lain yang ada di Tata Surya. Ia diyakini sebagai bintang paling tua dan paling dingin yang pernah hidup.

Dilansir Geek, Senin (25/2/2019), bintang bernama J0207+3331 (J0207, singkatnya) ini ditemukan oleh astronom sukarelawan yang bekerja di bawah proyek NASA Backyard Worlds: Planet 9.

NASA berharap, dengan ditemukannya bintang baru tersebut mereka dapat mempelajari masa depan dari Tata Surya.

"Bintang ini sangat tua, kami lihat dari proses penyerapan material ke dalam bintang ini bisa memakan waktu miliaran tahun," kata astronom John Debes.

"Kini, astronom mencoba menciptakan model cincin dari bintang ini untuk bisa menerka selama apa sistem planet kita berevolusi," tambahnya.


Jarak J0207

Ilustrasi katai putih (scitechdaily.com)

J0207 berjarak 145 tahun cahaya di konstelasi Capricornus. Biasanya, bintang katai putih perlahan akan mendingin seiring usianya menua.

Tim astronom sukarelawan juga telah mengira kalau usia J0207 sudah menginjak 3 miliar tahun.

Meski merupakan bintang terdingin di Tata Surya, temperaturnya sendiri berkisar di suhu 5.800 derajat Celsius.


Sekilas Bintang Katai Putih

BPM 37093 menjelma menjadi katai putih dan bongkahan berlian (Wikipedia)

Katai putih merupakan bintang kecil yang sudah tak lagi bersinar dan sudah menyelesaikan hidupnya.

Bintang ini, terdiri dari materi yang sudah terdegenerasi. Ia juga menjadi tahap evolusi terakhir bintang dengan massa kecil dan menengah.

Katai Putih sendiri ditemukan pada 1910 silam oleh enry Norris Russell, Edward Charles Pickering dan Williamina Fleming. Adapun penamannya, dinamakan oleh Willem Luyten pada 1922.

(Jek/Ysl)

Saksikan Video Piloihan Berikut Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya