Liputan6.com, Jakarta - PT Armada Berjaya Trans Tbk resmi mencatatkan saham perdana pada Kamis ini. Usai pencatatan saham, emiten dengan kode saham JAYA ini berencana untuk mengembangkan kawasan bisnisnya.
Direktur Utama PT Armada Berjaya Trans Tbk, Darmawan Suryadi mengatakan, wilayah kerja perseroan saat ini masih terpusat di Jawa Barat. Dia menambahkan, kehadiran Jalan Tol Trans Jawa di kawasan bisnisnya juga turut membantu gerak bisnis angkutan logistik yang dijalankan perseroan.
"(Keberadaan Tol Trans Jawa) sebetulnya pasti membantu, sangat membantu. Cuma kami sebetulnya (lingkup kerjanya) masih di Jawa barat aja. Belum ekspansi ke luar," ujar dia di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (21/2/2019).
Baca Juga
Advertisement
Dia melanjutkan, gerak bisnis Armada Berjaya di wilayah tersebut lebih banyak terpusat pada sektor manufakturing.
"Kita sebenarnya customer-nya kebanyakan manufacturing. Kita enggak based on project. Manufacturing kan investasi mesin. Kalau proyek, proyeknya selesai, susah. Kita mesti cari lagi," sambungnya.
Pasca IPO, Darmawan pun membuka kemungkinan Armada Berjaya Trans akan mengembangkan bisnis manufakturingnya di wilayah lain, seperti di Jawa Tengah.
"Sebetulnya yang Jawa barat sendiri ada kekurangan kebutuhan juga. Untuk mencukupi nanti ada kelebihannya, nanti kita (ekspansi ke) Jawa tengah," pungkas dia.
Jaya Catatkan Saham Perdana di BEI
Sebelumnya, PT Armada Berjaya Trans Tbk, perusahaan bergerak di usaha angkutan motor untuk barang umum mencatatkan saham perdana pada Kamis 21 Februari 2019. Perseroan mencatatkan saham di papan pengembangan dengan kode JAYA.
Mengutip data KSEI, emiten ke-6 yang catatkan saham pada 2019 ini melepas 150 juta saham dengan nilai nominal Rp 100 ke publik dalam rangka penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Jumlah tersebut sebanyak 40 persen saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan setelah IPO. Harga perdana saham Rp 288. Jadi total dana yang diraup dari hasil IPO sebesar Rp 43,20 miliar.
Selain itu, perseroan juga menerbitkan sebanyak 75 juta waran seri I yang menyertai saham baru perseroan. Jumlah tersebut sebanyak-banyaknya 33,33 persen dari total jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh. Waran seri I diberikan secara cuma-Cuma sebagai insentif bagi pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham.
Setiap pemegang dua saham baru, perseroan berhak memperoleh satu waran dengan setiap waran memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli satu saham baru. Harga pelaksanaan waran sebesar Rp 680. Waran ini diberikan sebagai pemanis dalam IPO untuk menarik investor.
Distribusi saham dan waran secara elektronik dilakukan pada 20 Februari 2019. Awal perdagangan waran seri I pada 21 Februari 2019, akhir perdagangan waran seri I di pasar regular dan negosiasi pada 16 Februari 2019 dan di pasar tunai pada 18 Februari 2019. Periode pelaksanaan waran seri I pada 21 Agustus 2019-21 Februari 2021. Berakhirnya masa berlaku waran seri I pada 19 Februari 2021.
Dana hasil IPO antara lain digunakan untuk pembelian 61 unit truk berdasarkan perhitungan harga beli saat ini, sekitar 11,12 persen untuk pembuatan karoseri unit truk, dan 0,24 persen untuk modal kerja.
Dalam pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement